in ,

Yuddy Chrisnandi sebut Ukraina seperti Indonesia: Bersahaja, Toleran, dan Cinta Damai

Tangkapan layar webinar "Ada Apa di Balik Invasi Rusia ke Ukraina?" yang digelar Lembaga Kajian Strategis MN KAHMI-Alimbas TV pada Selasa (8/3/2022). LMD MN KAHMI/Fatah Sidik
Tangkapan layar webinar "Ada Apa di Balik Invasi Rusia ke Ukraina?" yang digelar Lembaga Kajian Strategis MN KAHMI-Alimbas TV pada Selasa (8/3/2022). LMD MN KAHMI/Fatah Sidik

Kahminasional.com, Jakarta – Akademisi Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Yuddy Chrisnandi, mengecam langkah Rusia menginvasi Ukraina. Perang sudah berlangsung sekitar dua pekan.

Pangkalnya, bagi mantan Dubes RI untuk Ukraina ini, “Negeri Keranjang Roti Eropa” itu seperti Indonesia, negara yang mendambakan kedamaian. Ini berdasarkan pengalaman hidupnya lebih dari empat tahun di sana.

“Ukraina itu negara yang damai, saya menjadi saksi yang subjektif [karena] saya empat tahun enam bulan sembilan hari tinggal di wilayah Ukraina,” katanya dalam webinar “Ada Apa di Balik Invasi Rusia ke Ukraina?” pada Selasa (8/3) malam.

“[Warga Ukraina] kurang lebih seperti rakyat Indonesialah, seperti orang Sunda, kebetulan saya orang Sunda. Kalau ada orang asing kelihatan dia tanya perlu bantuan apa, kalau minta bantuan sangat bersahaja,” ungkapnya.

Baca Juga :  FORHATI Jambi Diharapkan Buat Program Bermanfaat bagi Umat

Penduduk Ukraina, tambah Yuddy, juga sangat toleran karena mengayomi seluruh agama yang ada. Padahal, mayoritas rakyatnya menganut Kristen Ortodoks.

“Sehingga, dia bukan ancaman bagi siapa pun karena dia negara yang cinta damai,” tegasnya.

Lebih jauh, Yuddy mengapresiasi langkah pemerintah lantaran mendukung resolusi Majelis Umum PBB yang menyesalkan agresi Rusia kepada Ukraina.

“Awalnya saya khawatir posisi kita ini agak cenderung ke Rusia bahkan netral saja saya khawatir, tetapi dengan posisi yang seperti ini sudah cukup tepat,” jelasnya.

Resolusi PBB tersebut disetujui 141 dari 181 negara. Resolusi ini menuntut penyelesaian dalam istilah yang paling keras atas agresi Rusia terhadap Ukraina.

Mantan Menpan RB itu berkeyakinan, langkah RI tersebut tak mengekor kepada negara mana pun, termasuk Amerika Serikat. Alasannya, keputusan tidak diambil dalam ruang diplomasi dengan siapa-siapa.

Baca Juga :  BP Batam Siap Sukseskan Rakornas IV KAHMI

“[Namun] betul-betul mengikuti keadaan dengan saksama, mengikuti pemberitaan-pemberitaan yang ada, lalu mendengar pendapat-pendapat para ahli-pemerhati internasional, mempelajari dengan saksama amanat konstitusi dan posisi politik Indonesia, [serta] melihat kepentingan nasional kita saat ini dan masa depan,” tuturnya.

Webinar ini terselenggara berkat kerja sama Lembaga Kajian Strategis Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (LKS MN KAHMI)-AlimbasTV.

Mantan Dubes RI untuk Polandia, Hazairin Pohan, dan CEO AlimbasTV, M. Joni, turut hadir sebagai narasumber. Adapun Kabid Hubungan Luar Negeri MN KAHMI, Bambang Susanto, menjadi moderator.

Sumber :

Fatah S

Berkarier di industri media sejak 2010 dan menjadi penulis buku.