in ,

Tolong, 9 WNI Terjebak Perang Rusia-Ukraina!

Tangkapan layar webinar "Ada Apa di Balik Invasi Rusia ke Ukraina?" yang digelar Lembaga Kajian Strategis MN KAHMI-Alimbas TV pada Selasa (8/3/2022). LMD MN KAHMI/Fatah Sidik
Tangkapan layar webinar "Ada Apa di Balik Invasi Rusia ke Ukraina?" yang digelar Lembaga Kajian Strategis MN KAHMI-Alimbas TV pada Selasa (8/3/2022). LMD MN KAHMI/Fatah Sidik

Kahminasional.com, Jakarta – Sebanyak sembilan warga negara Indonesia (WNI) asal Sumatera Utara (Sumut) hingga hari ini masih berada di Ukraina.

Mereka, yang enam di antaranya asal Binjai dan sisanya dari Langkat, terjebak di Chernihiv menyusul adanya invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.

Seorang WNI asal Binjai yang masih bertahan di Ukraina, Iskandar, menyatakan, tidak ada yang bakal tahu jika Rusia akhirnya benar-benar menyerang Ukraina.

Bahkan, konflik Rusia dan Ukraina sempat dikira mereda menyusul adanya pernyataan dari otoritas berwenang “Negeri Beruang Merah”.

“Kan, pihak Rusia pun terakhir sudah bantah mau invasi bahkan mereka bilang sudah menarik pasukannya [dari perbatasan]” katanya dalam webinar “Ada Apa di Balik Invasi Rusia ke Ukraina” pada Selasa (8/3).

Baca Juga :  Dies Natalis ke-75, HMI Cabang Yogyakarta Gelar Silaturahmi Lintas Generasi

“Di luar dugaan juga kejadian ini. Saya berpikir, tidak ada yang bisa disalahin dalam masalah ini,” tambah buruh pabrik plastik di Chernihiv itu, yang berjarak sekitar 130 km dari Kyiv, Ibu Kota Ukraina.

Meskipun demikian, Iskandar bersyukur lantaran pemerintah melalui KBRI Kyiv dan KBRI Moskow terus mendampinginya dan kedelapan rekan-rekannya melalui berbagai kanal komunikasi.

“Mereka berusaha menenangan kami, berusaha men-support, memberi harapan, sabar,” katanya. “[Tapi] dalam keadaan begini bagaimana bisa tenang? Dari kanan-kiri ‘gedabang-gedebung’ setiap hari.”

Selain diselimuti kekhawatiran lantaran setiap hari mendengar suara letusan senjata hingga peledak lainnya, mereka pun harus bersabar saat berbelanja.

“Teman saya antre sampai tiga jam, antre sampai ratusan meter. Ambil ATM pun enggak bisa. Orang-orang kedutaan sudah enggak ada, semua sibuk karena darurat militer. Jadi, ya, saya pun mau bilang apa?” ucapnya.

Baca Juga :  Hamdan Zoelva Apresiasi Putusan MK soal UU Cipta Kerja

Iskandar juga harus melihat banyak warga sipil yang menjadi korban perang ketika keluar dari “rumah aman”. Pangkalnya, militer Rusia berupaya menembus Kyiv dari Belarusia via Chernihiv.

“Banyak orang menjadi korban karena tentara Rusia dari Belarus langsung Chernihiv, dia melewati jalur utama menuju Kyiv. Jadi, sepanjang jalur tuh ketemu tentara, dia langsung kontak,” tuturnya.

“Selama beberapa hari di sana kami sering dengar ‘gedebang-gedebung’. Itu selama beberapa hari selalu macam itu. Jadi, dalam hal ini pun pihak Kedutaan sudah berusaha juga untuk berupaya, cuma jalannya belum ada. Insyaallah, ke depannya ada jalan untuk kami untuk bisa pulang. Mohon doanya, Pak,” pungkasnya.

Webinar ini terselenggara berkat kerja sama Lembaga Kajian Strategis Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (LKS MN KAHMI)-AlimbasTV.

Baca Juga :  FORHATI Medan Dirikan Pondok Literasi

Mantan Dubes RI untuk Polandia, Hazairin Pohan; eks Dubes RI untuk Ukraina, Yuddy Chrisnandi; dan CEO AlimbasTV, M. Joni turut hadir sebagai narasumber. Adapun Kabid Hubungan Luar Negeri MN KAHMI, Bambang Susanto, menjadi moderator.

Sumber :

Fatah S

Berkarier di industri media sejak 2010 dan menjadi penulis buku.