Fathorrahman Fadli Arsip - KAHMI Nasional https://www.kahminasional.com Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Thu, 01 Aug 2024 22:55:44 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.6.1 https://www.kahminasional.com/assets/img/2021/11/favicon-kahmi-nasional-48x48.png Fathorrahman Fadli Arsip - KAHMI Nasional https://www.kahminasional.com 32 32 202918519 Penjahit perkawanan yang mahal ongkosnya https://www.kahminasional.com/read/2024/08/02/9865/penjahit-perkawanan-yang-mahal-ongkosnya/ Thu, 01 Aug 2024 22:55:44 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=9865 Oleh Fathorrahman Fadli, Direktur Eksekutif Indonesia Development Research (IDR) Membicarakan Bang Ichan ibarat datang pada penjahit baju yang mahal sekali ongkosnya. Namun, ongkos di sini bukan berarti uang, tetapi lebih luas dari itu semua. Ichan itu orang yang bersedia melepas perbedaan, ketidaksetujuan, bahkan kebenciannya kepada seseorang atas nama pentingnya merawat pertemanan. Saya tahu hal ini […]

Artikel Penjahit perkawanan yang mahal ongkosnya pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Oleh Fathorrahman Fadli, Direktur Eksekutif Indonesia Development Research (IDR)

Membicarakan Bang Ichan ibarat datang pada penjahit baju yang mahal sekali ongkosnya. Namun, ongkos di sini bukan berarti uang, tetapi lebih luas dari itu semua. Ichan itu orang yang bersedia melepas perbedaan, ketidaksetujuan, bahkan kebenciannya kepada seseorang atas nama pentingnya merawat pertemanan. Saya tahu hal ini setelah 10 tahun menemaninya menghidupkan diskusi-diskusi yang selalu energik di Institut Peradaban (IP) bersama para tokoh-tokoh senior di Jakarta dalam berbagai profesi, mulai politisi, jenderal tentara, pejabat negara, tokoh birokrasi, pengamat ekonomi, pengamat politik, akademisi, hingga tokoh-tokoh LSM.

Ichan memiliki jaringan pertemanan yang luas. Pertemanan ini sebagai konsekuensi logis dari pekerjaannya belaka. Ia memang membutuhkan jejaring perkawanan yang luas untuk kepentingannya menjadi narasumber atas berbagai acara diskusi yang ia gelar setiap minggu. Ia menjaga dan membangun terus jejaring perkawanan itu secara apik. Beberapa di antaranya kemudian menjadi teman dekatnya yang menempel plek dari hari ke hari.

Saya sendiri hanya bertemu setiap hari Rabu siang, sekitar pukul 12.00 hingga azan Magrib tiba atau bahkan di atas Isya jika diskusinya memanas. Di luar itu, hanya bertemu dalam acara-acara yang memungkinkan untuk dihadiri secara bersama.

Tidak mudah meniru Ichan

Rasa-rasanya tidak mudah meniru Ichan. Sebab, ia tercipta hanya dalam edisi yang terbatas. Sosoknya unik, punya pendapat sendiri atas sesuatu. Ia sosok yang tak bisa didikte. Sering juga bersilang pendapat dalam banyak topik diskusi di Institut Peradaban. Namun, semua tetap berjalan dengan apa adanya. Dalam diskusi dengan Salim Said, yang kami anggap sebagai guru, Ichan tak segan-segan memotong penjelasan sang guru itu. “Enggak begitu jugalah, Bang. Gini-gini, Aku jelasin dulu konteksnya,” pinta Ichan.

Namun, Pak Salim juga tak mau kalah. Ia kerap membenamkan kemauan Ichan itu dengan berkata, “Ichan, let’s me finish, please!”

Menyaksikan keduanya berdiskusi selalu asyik. Misalnya, Salim Said melihat politik dari sudut sejarah yang memang digelutinya, sedangkan Ichan menghidupkannya dalam dimensi realitas politik kekinian yang sedang berjalan dan bagaimana konteks peristiwa politik itu terjadi. Pergaulan Ichan yang luas sangat dimungkinkan ia mendapat informasi yang baru dan segar mengenai dinamika politik yang teejadi di Tanah air. Ichan sangat diandalkan kami dalam mendapatkan informasi-informasi mutakhir selama sepekan. Kemudian, kami bersama-sama membahasnya dari sudut-sudut lain guna memperkaya wawasan.

Perkawanan yang mahal

Bagi Ichan, perkawanan itu mahal sekali harganya. Ia mampu mempertahankan perkawanan itu meski ongkosnya sangat mahal. Salah satu ongkos yang mahal itu adalah bagaimana dia membenamkan rasa benci dan ketidaksukaan atas seseorang. Ia hanya bisa luapkan hal itu pada orang-orang yag dianggap close untuk mengutarakannya. Berkali-kali bahkan bisa dianggap sering ia curhat soal seseorang yang tidak ia sukai kepada saya disela-sela senggang membersamai kami. Namun demi menjaga perkawanan itu ia menjaganya agar tidak dikonsumsi publik. Di sinilah pandainya Ichan dalam menjaga adab berteman. Meskipun untuk itu ia harus bersedia untuk terbakar sendiri. Disini pula mahalnya ongkos perkawanan versi Ichan yang unik itu.

Sosok yang moderat

Pertanyaan penting yang perlu dikemukakan adalah mengapa Ichan menjadi moderat? Menurut hemat saya, sikap moderat yang dipilihnya dengan sadar itu adalah konsekuensi logis dari kebutuhan dia akan pertemanan yang luas. Keinginan dia untuk terus berenang dalam pergaulan yang luas dan berbeda itu disadari atau tidak adalah konsekuensi logisnya adalah bersikap moderat. Sangat tidak masuk akal jika Ichan justru mengambil sikap radikal dan fundamentalis. Untuk semua itu, maka dia harus melonggarkan sejumlah nilai yang dianggapnya tidak selaras dengan keinginannya. Dia harus menjadi muara dari sejumlah perbedaan yang ada di antara aneka rupa pertemanan yang berbeda secara ideologis dan pilihan politis bahkan perbedaan agama dan mondialitas seseorang. Sebab, bagi Ichan, perbedaan itu adalah sesuatu yang taken for granted belaka.

Keberadaannya tidak perlu dipertentangkan dan dipertajam begitu rupa. Ichan seolah mengajak untuk sama-sama menjahit perbedaan itu menjadi rajutan tenun kebinekaan yang indah rupa dan enak dipandang. Namun, menurut saya, hal itu impian yang terlalu indah. Sebab, pada jamaknya kehidupan, pergesekan, perbenturan, bahkan konflik adalah bagian integral dari kehidupan itu sendiri. Konflik sangat dibutuhkan dalam usaha mendinamisasi keadaan agar tidak menuju titik jenuh. Justru salah satu maksud Tuhan menciptakan setan agar dunia bergerak secara dinamis. Di sinilah kita akan lihat dan menyaksikan manusia tamak dengan muka yang lucu. Dari pemandangan itu membuat kita bisa tertawa sehat.

Penyuka film dan kulineran

Mendengarkan Ichan dan Umar Husin bicara tentang film dan dunia intelijen sungguh sangat kaya. Mereka berdua sangat menyukai film. Informasi Ichan soal film biasanya sangat up date. Begitu pula Cak Umar Husin. Keduanya penyuka film dan dunia intelijen. Ia kerap merekomendasi sejumlah film baru yang layak kita tonton. Saya yang minim soal film hanya menyaksikan diskusi mereka dengan decak rasa kagum belaka.

Di samping menggandrungi film-film berkelas, Ichan juga menyukai aneka kuliner yang menurutnya enak rasanya. Jika lagi banyak duit, Ichan tak segan-segan mentraktir saya dan Zaki Mubarak untuk makan-makan. Suatu ketika, kami makan malam di restoran ala Timur Tengah di kawasan Santa, Kebayoran Baru. Begitu duduk, dengan muka tersenyum geli, dia bicara pada saya, “Ong, coba kau baca itu.” Kami kemudian memasangkan mata ke tulisan yang berbunyi, “Makanan ini paling enak nomor dua se-Timur Tengah.”

Kemudian, Ichan berucap, “Resto kau itu tulis saja seperti itu: masakan ini paling enak nomor dua se-Madura, yang nomor satunya suruh mereka cari, kan?” kelakarnya sambil tertawa lebar.

Gagasan-gagasan Ichan

Ichan terbilang man of ideas yang produktif. Sebagai pemikir, ia memiliki banyak sekali ide dan gagasan yang tumpah ruah. Saat duduk sebagai anggota DPD yang pertama, Ichan memiliki banyak ide, yang menurut saya, masih relevan untuk diwujudkan segera. Misalnya, Ichan melihat pentingnya menyebar sejumlah kantor kementerian yang selama ini terpusat di Jakarta ke berbagai daerah di Indonesia. Lakukan saja secara bertahap, misalnya dimulai dari penyebaran kantor BUMN yang relevan dengan karakter wilayahnya seperti kantor BUMN yang sudah ada. PT PAL di Surabaya, PT KAI di Bandung, PT Dirgantara Indonesia (eks PT Nurtanio) di Bandung, PT Bukit Asam di Sumatra, dan lain-lain.

Dalam hal kementerian, misalnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Yogyakarta, Kementerian Kelautan di Sulawesi, Kementerian Lingkungan Hidup di Kalimantan, Kementerian Investasi dan Perencanaan Pembangunan di Jakarta, dan seterusnya. Harapan Ichan, agar orang daerah tidak tertarik ke Jakarta semua sebab daerah juga menarik perhatian mereka untuk hidup sejahtera.

Merintis koran politik

Suatu ketika, saya dipanggil Ichan untuk rapat bersama Bang Hamid Basyaib. Kami rapat bertiga untuk merintis sebuah koran politik yang diharapkan dapat menjadi salah satu referensi utama para pembaca, wabilkhusus para pengambil kebijakan negara. Kami berbagi tugas, Ichan menjadi Pemimpin Umum, Hamid Basyaib sebagai Pemimpin Redaksi,dan saya sebagai Redaktur Pelaksana. Sambil menunggu Ichan dapat investor, saya dan Bang Hamid Basyaib bekerja keras untuk membangun database mempermudah kerja-kerja jurnalistik selanjutnya. Bagi kami yang berlatar jurnalis, database itu sangatlah penting untuk mendukung akurasi dan kecepatan dalam menulis berita atau analisis. Kami sudah membicarakan secara detail aksi-aksi korporasi yang akan dilakukan. Kami bertekad untuk membangun kesadaran baru masyarakat Jakarta untuk bertoleh ke media yang akan kami bangun. Misalnya, koran politik akan memasang iklan-iklan jumbo di tempat-tempat strategis Jakarta, seperti Jalan Raya Sudirman, segitiga emas Kuningan, dan jalan-jalan tol di mana sejuta mata tertuju padanya.

Sayangnya, hingga beberapa bulan berlalu, rencana itu pun belum juga terwujud. Saya dan Bang Hamid Basyaib akhirnya menyerah pada keadaan. Andai saja koran itu terbit, tentu saja akan ikut menghiasi belantika politik nasional kita sebagai bangsa.

Dari pergaulan dengan Ichan dan teman-teman yamg mengitarinya, kita banyak belajar tentang arti pentingnya berteman. Namun, percayalah padaku bahwa berteman dengan cara Ichan sungguh mahal ongkosnya: memandam sakit hati dan ketidakcocokkan yang harus terpelihara. Saya pribadi tidak bisa menjadi Ichan. Lebih baik saya memilih berteman secara apa adanya belaka. Titik!

Artikel Penjahit perkawanan yang mahal ongkosnya pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
9865
Perginya Sang Kekasih https://www.kahminasional.com/read/2022/06/10/8847/perginya-sang-kekasih/ Fri, 10 Jun 2022 07:54:13 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8847 Oleh Fathorrahman Fadli, Dosen Universitas Pamulang dan Direktur Keuangan PT Insan Cita Mandiri Sejahtera (K-Pay) Malam itu, saya datang sebelum jenazah datang. Saya bersama tetangga duduk-duduk sekadarnya di kursi yang disediakan tetangga. Rumah Kiai Ochen, demikian saya memanggil​​nya, malam itu masih gelap karena sejak istrinya sakit. Seluruh keluarga itu lebih banyak di rumah sakit. Namun, […]

Artikel Perginya Sang Kekasih pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Oleh Fathorrahman Fadli, Dosen Universitas Pamulang dan Direktur Keuangan PT Insan Cita Mandiri Sejahtera (K-Pay)

Malam itu, saya datang sebelum jenazah datang. Saya bersama tetangga duduk-duduk sekadarnya di kursi yang disediakan tetangga. Rumah Kiai Ochen, demikian saya memanggil​​nya, malam itu masih gelap karena sejak istrinya sakit. Seluruh keluarga itu lebih banyak di rumah sakit. Namun, lampu kamar rumah masih tetap menyala sebagai penerang bahwa rumah itu berpenghuni.

Sebenarnya, malam itu saya sudah capai sekali karena habis pulang dari Bandung. Namun, Selasa malam itu, saya baca WhatsApp dari Kiai Ochen bahwa istrinya sudah tiada. Di atas travel Citi Trans, rasa capai saya hilang.

Sesampai di pool BSD, saya ambil sepeda motor dan langsung pacu pulang. Sesampai di rumah, saya ketuk pintu dan bunda pun muncul. “Bun, istri Bang Ochen meninggal. Saya besok mengajar jam pertama hingga siang hari, jadi saya lebih baik malam ini ke sana,” jelasku. Bunda pun oke. “Hati-hati, Ayah. Jangan ngebut, kan, baru pulang,” pesannya.

Greng… greng… motor kupacu lagi menuju Ciputat. Saya berusaha mengikuti map, tetapi tiba-tiba HP-ku lowbatt. Padahal, alamat Kiai Ochen tersimpan di dalam HP. Tak habis akalku, saya menepi di warung Madura. “Numpang nge-charge HP, ya, Cong,” pintaku pada penjaga. Begitu di-charge dua menit, ternyata baterai masih 60%. “Wah, sontoloyo!” pikirku. HP-ku ini enggak sopan, saat genting malah nakal. Akhirnya, saya minta kertas ke tukang warung untuk menulis alamat rumah Kiai Ochen dengan jelas. Tukang warung Madura tak mungkin punya kertas, akhirnya alamat tersebut saya tulis pada sobekan kertas kardus bekas kue makanan anak-anak. Kutulis dengan mantap hati, Jalan Daha 19 Cirendeu, Pisangan, Ciputat.

Saya agak sedikit berputar untuk menuju rumah duka itu. Waktu sudah semakin larut. Namun, semangat untuk berjumpa Kiai Ochen pada saat duka itu sangatlah tinggi. Kiai Ochen adalah kawan diskusi yang ciamik di berbagai grup, tetapi yang terasa paling intelektual adalah saat kami berdiskusi dan berdebat di WAG Kahmipro_politik.

Tanya sana-sini, akhirnya sampai juga. Rumah Kiai Ochen tampak berdiri kokoh di samping Masjid As Salam. Masjid itu tampaknya ramai aktivitasnya. Ramadan lalu, Kiai Ochen sempat memberi tahu bahwa dirinya sedang memberi “kultum” malam itu. Rasanya doi juga jadi aktivis masjid. Ramai juga pengurus masjid yang ikut datang malam itu. Mereka sibuk menyiapkan kedatangan jenazah. Namun, tetangga tak bisa masuk rumah karena tak ada keluarga yang datang.

Untuk membunuh waktu dan mengusir dinginnya malam, saya cabut satu batang rokok merek RESTU, asli produk dari kampung. Rasanya nikmat satu tingkat di atas Dji Sam Soe. Harganya pun sungguh pro kaum proletar, cuma Rp12.000. RESTU itu kuisap pelan-pelan seraya membunuh duka di hatiku.

Baru sepertiga batang, tiba-tiba ada mobil sedan hitam merayap pelan mencari parkiran. Ternyata dia adalah sahabat dan rekan kerja Kiai Ochen, Velix Wanggai, putra Papua yang lembut nan pintar. Dia dan satu-dua orang masuk rumah dan bergegas mempersiapkan jenazah datang. Kami cari-cari tempat sebagai alas jenazah disemayamkan. Akhirnya, kami putuskan untuk menggiring kasur kamar depan bawah untuk alas jenazah. Para tetangga sibuk mencari kain batik penutup aurat sang mayat.

Beberapa saat kemudian, ambulans datang tanpa bunyi-bunyian. Tenang dan tiba-tiba sudah tiba di depan rumah. Tak tampak wajah Kiai Ochen. Rasanya dia bawa mobil sendiri, terpisah dari ambulans. Beberapa menit kemudian, dia datang dengan wajah tenang, tetapi tubuh yang sedikit lemas. Aku pun memeluknya seraya membisikkan, “Sabar, ya”. Tubuhnya yang besar ternyata sangat empuk. Padahal, bayanganku, dia berbadan keras sekali. Malam itu, tubuhnya lembek. Mungkin karena berhari-hari tidak tidur atau kekurangan tidur.

Dua anaknya, Tita dan Javi, terlihat juga tenang dan ikhlas. Setelah mayat rapi dan saya bersama tetangga membacakan Yasin dan tahlil ala NU, saya bergeser bergabung dengan Luthfi Pattimura, seorang jurnalis dan Pemimpin Redaksi Majalah Forum Keadilan. Rupanya, Bang Lutfi adalah senior HMI juga. Beliau kayaknya asal Maluku dan besar di Ternate. Dia sudah seperti kakak beradik bagi Bang Ochen. Dekat sekali hubungan mereka. Keduanya mengaku saling curhat soal kehidupan masing-masing.

“Ochen, kita pergi dari kampung ke Jakarta, jelas bukan sekadar cari makan, tapi ada sesuatu yang mesti kita perjuangkan untuk kebaikan negeri ini,” jelasnya malam itu.

“Apa pun alasannya, sepeninggal istrimu, engkau akan kembali berubah banyak, sama sekali berbeda dengan ketika istrimu masih ada. Berbeda Ochen!” demikian cucu Pattimura itu menasihati sang Kiai.

Kepada saya, Kiai Ochen juga bercerita perihal nasihat anak-anaknya. “Ayah jangan terlalu bersedih hati, ya. Itu semua sudah diatur oleh Allah,” pinta anaknya.

Kiai Ochen lalu berucap pada saya, “Pada anak-anak, saya bilang, ‘Iya, Ayah tahu dan mengerti, tapi ibumu itu bukan lagi hanya seorang istri, tapi juga seorang adik, sahabat, orang yang disayang. Jadi, wajarlah kalau Ayah merasa kehilangan,'” ujarnya malam itu.

Sebagai suami, dia sudah berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk istrinya. Kepada dokter-dokter yang merawatnya, doi selalu bilang, “Saya ini awam dalam bidang kedokteran, silakan Anda ambil jalan yang terbaik untuk kesembuhan istri saya. Silakan,” pintanya kepada dokter. Namun, ajal tak bisa tergantikan. Kanker yang diderita istrinya sudah pada stadium yang mematikan. Allah kemudian memanggilnya dengan jiwa yang tenang.

Semoga almarhumah, Mbak Hj. Uus Kudsiah (yang sempat menyaksikan tulisan saya berjudul “Jika Engkau Masih Menyimpan Penyakit Hati, Segeralah Perbaiki Kualitas Sujud-sujudmu Itu” dan masih terpampang di Ruang Profesor Bahtiar Effendi di FISIP UIN Ciputat) mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah. Amin.

Artikel Perginya Sang Kekasih pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8847
K-Pay dan Kecerdasan Eksponensial https://www.kahminasional.com/read/2022/05/13/8750/k-pay-dan-kecerdasan-eksponensial/ Fri, 13 May 2022 06:55:16 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8750 Oleh Fathorrahman Fadli, Finance Director PT Insan Cita Mandiri Sejahtera Era digital menuntut setiap orang berpikir cerdas. Sebab era digital ditandai dengan kecepatan, akurasi, dan realtime. Dalam konteks itu, maka setiap produk digital hanya orang-orang cerdas dan berpikir jauh ke masa depan yang bisa menangkap secara utuh keberadaannya. Bagi mereka yang pikirannya pendek, malas, jumud, […]

Artikel K-Pay dan Kecerdasan Eksponensial pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Oleh Fathorrahman Fadli, Finance Director PT Insan Cita Mandiri Sejahtera

Era digital menuntut setiap orang berpikir cerdas. Sebab era digital ditandai dengan kecepatan, akurasi, dan realtime. Dalam konteks itu, maka setiap produk digital hanya orang-orang cerdas dan berpikir jauh ke masa depan yang bisa menangkap secara utuh keberadaannya. Bagi mereka yang pikirannya pendek, malas, jumud, tidak suka membaca, miopia, lambat, old fashion, instan, politis, intrik, suka menyebar aura negatif kehadirannya akan dipandang dengan mata yang picik.

Dunia sudah berubah dengan sangat cepat, yang bergerak lambat akan dilipat oleh perubahan itu sendiri. Tidak bisa lagi kita menyalahkan orang lain ketika perubahan itu tidak lagi bersahabat dengan diri Anda. Perubahan membutuhkan kemampuan adaptasi yang unik. Jika keunikan itu tidak Anda miliki, maka perubahan itu tidak pernah akan bersahabat dengan diri Anda. Adaptasi itu bukan menjadi bunglon, tetapi sebuah kemampuan untuk melihat masa depan dengan prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi kehormatan diri sebagai manusia.

Dunia bisnis nyaris seluruhnya akan terus memasuki era digital. Manusia-manusia klasik dan berbagai jenisnya akan terus terkubur dalam museum-museum tua yang membutuhkan perawatan yang mahal. Manusia-manusia old fashion ini sudah tidak laku lagi dalam pasar bisnis yang realtime seperti saat ini dan mendatang.

Cara-cara bisnis yang old fashion, culas, menguntungkan sepihak (penjual), terlalu tamak, mengurangi takaran, kualitas barang jelek, lambat, layanan yang buruk, harga yang tidak kompetitif, pengiriman lambat, birokratis alias tidak simpel akan menjadi fakta-fakta sejarah yang ditinggalkan.

Eksponensialitas K-Pay
K-Pay, kehadirannya didahului oleh ide-ide dan pikiran-pikiran cerdas di tengah keprihatinan melihat kondisi yang membelitnya. Oleh karena itu, keberadaannya harus dikawal dengan pikiran-pikiran dan cara-cara serta tata kelola manajerial yang cerdas pula. Gaya old fashion jelas tidak akan cocok dalam menyemai dan mengawal pertumbuhannya.

K-Pay sebagai model sekaligus proses bisnis memiliki gejala eksponensialitas yang luar biasa. Ia bisa bergerak cepat melebihi apa yang diprediksikan. Ia bisa tumbuh melesat secara unpredictable, tetapi juga punya potensi menciut seperti kue basah murah yang dijual di pasar tradisional karena kehujanan dan kepanasan. Mengapa? Karena K-Pay lahir di dalam ruang politik yang pekat.

Ruang politik tidak bisa dihindari, tetapi mesti adalah langkah yang tegas untuk membatasi ruang politik agar ruang bisnisnya menjadi tumbuh secara sehat. Ruang politik dalam derajat tertentu akan digunakan untuk mendorong pertumbuhan ruang bisnis dan ekonominya.

Kapan K-Pay melesat secara eksponensial? Lalu, kapan K-Pay itu menciut bak kue pasar tradisional? K-Pay akan melesat cepat jika dan hanya jika (if and only if) seluruh warga HMI dan KAHMI berikut keluarga mereka memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Apa yang dimaksud nasionalisme itu? Yaitu, kecerdasan tradisional untuk membela produk-produk bangsanya sendiri agar uang yang mereka belanjakan hanya akan berputar di lingkungan anak-anak bangsa kita sendiri.

Jiwanya, batinnya, keberpihakannya, sikap-sikapnya, pola pikirannya, tindak-tanduknya selalu diletakkan pada prinsip kemanfaatan bagi bangsanya sendiri. Bukan bersikap bodoh, dungu, menuruti lifestyle yang diciptakan oleh bangsa lain yang hanya ingin menjoroki mereka sebagai objek ekonomi, menjadi pasar besar yang bodoh.

K-Pay membutuhkan jiwa yang berpihak pada kepentingan umat dan bangsa. Sebagai produk anak-anak bangsa, maka ia harus menjadi prioritas untuk didukung, dibenahi, dibantu, disemai pertumbuhannya agar kehadirannya dapat mendorong lahirnya kemampuan eksponensial.

Kemampuan eksponensial itu adalah kuadrat pertumbuhan yang melesat dan sulit dicegah. Ia ibarat gugusan atom yang mampu membangun kesadaran umat dan bangsa akan pentingnya kemandirian ekonomi. Jika kemandirian ekonomi ini tumbuh di kalangan rumah tangga-rumah tangga umat, maka kemandirian ekonomi akan bergerak secara mekanis sekaligus hasilnya akan sangat dramatis. Mencengangkan, apa pun produknya.

Kesadaran membeli produk-produk sendiri dan kesediaan untuk melakukan inovasi adalah awal dari kemandirian ekonomi umat dan bangsa. Oleh karena itu, kita tidak bisa lagi mengeluh akan ketertinggalan tanpa usaha yang terencana dan berkesinambungan untuk mengubah nasib ekonomi umat yang masih terpuruk. Tetaplah optimis.

Artikel K-Pay dan Kecerdasan Eksponensial pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8750
K-Pay dan Value Creation Perusahaan https://www.kahminasional.com/read/2022/05/04/8686/k-pay-dan-value-creation-perusahaan/ Wed, 04 May 2022 02:42:36 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8686 Oleh: Fathorrahman Fadli, Finance Director PT Insan Cita Mandiri Sejahtera Anda mungkin akan merasa asing dengan istilah value creation, bukan? Apalagi, di kalangan kita, KAHMI dan HMI, tidak banyak yang mendalami manajemen bisnis secara keilmuan. Jadi, saya anggap wajar-wajar saja jika Anda tidak berminat membaca artikel kecil yang sedang saya tulis ini. Apalagi, artikel ini […]

Artikel K-Pay dan Value Creation Perusahaan pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Oleh: Fathorrahman Fadli, Finance Director PT Insan Cita Mandiri Sejahtera

Anda mungkin akan merasa asing dengan istilah value creation, bukan? Apalagi, di kalangan kita, KAHMI dan HMI, tidak banyak yang mendalami manajemen bisnis secara keilmuan. Jadi, saya anggap wajar-wajar saja jika Anda tidak berminat membaca artikel kecil yang sedang saya tulis ini. Apalagi, artikel ini saya sambil tulis dengan posisi santai banget; rebahan di atas kasur seraya mengisap rokok kretek Sampoerna kesayangan saya.

Well, well. No problems. Namun, ada baiknya Anda sempatkan membaca agar tidak terlalu awam. Value creation itu sesungguhnya istilah yang penting kita kuasai dan pahami ketika Anda hendak membangun sebuah perusahaan. Mengapa penting? Sebab, jika Anda tidak paham value creation itu apa, maka Anda dipastikan tidak akan pernah mampu membuat perusahaan itu maju dan besar. Padahal, semua orang tahu dan sepakat bahwa ketika Anda membangun perusahaan pasti menginginkan kemajuan itu terjadi, bukan? Kalau tidak ingin perusahaan Anda maju, maka sebaiknya anda segera periksa ke psikolog.

Tetapi, apa sebenarnya value creation itu? Penciptaan nilai (value creation) adalah tentang menghasilkan sesuatu atau membuat sesuatu menjadi lebih berharga. Misalnya, menciptakan nilai bisa dengan menambahkan nilai. Bisnis menciptakan nilai dengan mengubah input menjadi output yang lebih berharga.

Mengapa nilai itu penting? Secara teori, nilai merupakan sebuah perhitungan baik logika atau hanya kata-kata tentang sesuatu yang dilihatnya. Nilai menjadi sangat penting karena dapat membandingkan satu hal dengan hal lainnya pada objek yang sama. Misalnya, nilai atas sebuah produk yang dijual.

Semakin tinggi perusahaan mencetak laba, maka semakin besar value yang diberikan kepada Anda pemegang sahamnya. Contoh, perusahaan mencetak laba Rp100 miliar pada tahun ini dan tahun berikutnya perusahaan mencetak laba Rp110 miliar, maka value yang diberikan kepada Anda otomatis juga ikut meningkat. Jadi, nilai perusahaan itu sangat tergantung pada kinerja bisnis dalam perusahaan.

Apakah perusahaan membutuhkan nilai tambah? Oya, jelas dong! Nilai tambah atau value added itu adalah selisih lebih antara harga jual barang dan harga beli bahan baku, bahan penolong, suku cadang, dan jasa yang dipergunakan untuk menghasilkan barang itu. Oleh karena itu, orang-orang yang terlibat dalam bisnis tersebut haruslah mereka yang memahami arti penting kehadirannya dalam perusahaan. Apakah kehadiran orang itu memberikan nilai tambah bagi perusahaan atau hanya beban? Atau justru akan menjadi faktor perusak perusahaan?

Muhammad Gobel, pengusaha bisnis elektronik pertama di Indonesia, sangat menekankan pentingnya kehadiran manusia dalam perusahaan. Mengapa? Karena manusialah yang akan menggerakkan roda perusahaan. Jika manusianya memble, tidak punya passion di dunia usaha, malas-malasan, tidak kreatif, tidak produktif, mudah mengeluh, memperbesar masalah, membuat masalah bukan solusi, maka manusia seperti itu hanya akan menjadi beban perusahaan. Oleh karena itu, orang semacam Prijono Sugiarto, CEO Astra Internasional, pada era disrupsi teknologi selalu mencari karyawan yang betul-betul passionate, berbakat di dunia bisnis. Untuk apa? Agar kehadiran karyawan itu tidak lagi menjadi masalah, tetapi ikut memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perusahaan.

Bagaimana agar nilai perusahaan itu meningkat dari waktu ke waktu? Untuk memaksimalkan nilai pemegang saham, maka seorang manajer harus merumuskan dan menerapkan strategi yang memungkinkan perusahaan mereka untuk mengungguli pesaing dan memberikan keunggulan kompetitif.

Pentingnya Costumer Value
Pakar marketing, yaitu Philip T Kotler dan Keller, mengajari kita cara membangun nilai pelanggan adalah dengan meningkatkan manfaat produk, pelayanan, staf, dan citra yang ditawarkan serta mengurangi satu jenis biaya atau lebih. Walaupun untuk mencapai semuanya itu, tentulah membutuhkan proses dan jangan lupa bahwa keseluruhan proses itu hendaknya diarahkan pada tujuan yang sudah kita rumuskan sejak awal.

Memulai bisnis atau usaha bukanlah pekerjaan yang mudah. Dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas, kemampuan mengembangkan inisiatif, selalu membangun inovasi, dilaksanakan penuh disiplin, tepat waktu, dan berpikir lateral. Bisnis sedianya dipelihara agar tetap berada pada ruang yang kondusif bagi terciptanya iklim bisnis. Hal-hal yang kemudian menjadi hambatan harus segera dipecahkan sedari dini.

Masa Depan dan Tantangan K-Pay
K-Pay sebagai model bisnis tentu akan berhadapan dengan tantangan yang sangat besar. Di hadapan mata sudah ada sejumlah pesaing yang sangat eksis dengan gigantisme modal yang membuat nyali kita keyok sebelum bertanding. Rata-rata kekuatan dan kapasitas modal mereka dalam hitungan triliun. Belum dukungan teknologi informasi yang setiap hari mereka update guna penyempurnaan layanan.

Lihatlah perusahaan-perusahaan startup, misalnya Sophee, OVO, Lazada, Tokopedia, Bukalapak. Semua perusahaan itu bukanlah milik pengusaha Indonesia. Saham mereka asalnya dari asing. Mereka semua bersaing meningkatkan nilai perusahaan masing-masing dengan bertaruh kecanggihan strategi dan kekuatan kapital. Kapitalis-kapitalis teknologi bersimbiosis dengan kapitalis-kapitalis modal untuk memangsa pasar Indonesia.

Mereka semua berselancar di pasar yang sama sekali floating, cair, non-ideologis, it’s not captive market. Mereka berlomba-lomba melakukan value creation dengan membakar uang mereka demi citra perusahaan di mata publik Indonesia yang mayoritas muslim. Berbagai fasilitas belanja dan jutaan jenis aneka barang mereka sajikan di marketplace mereka.

Mereka akan terus mencari momentum yang tepat untuk kemudian meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, akan banyak investor yang datang untuk membeli saham-saham mereka yang nilainya sudah melangit. Mereka lalu mendapatkan fresh money untuk bertarung memenangkan pasar selanjutnya.

Kenyataan dan fakta-fakta bisnis itulah yang ada di hadapan kita semua selaku manajemen K-Pay. Namun, kami tidak akan gentar dengan itu semua. Era disrupsi memungkinkan kami tetap bisa bersaing dengan melihat bahwa bisnis itu bukan hanya mengandalkan modal besar, tetapi kami memiliki senjata pemungkas lain yang tidak dimiliki oleh mereka dan itu akan kami jadikan daya ungkit sebagai modal yang unik guna memenangkan persaingan bisnis. Untuk dukungan dan doa dari seluruh warga KAHMI dan HMI adalah mutlak adanya. Ayo, download K-Pay dan bertransaksilah.

Artikel K-Pay dan Value Creation Perusahaan pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8686
K-Pay, Kelas Menengah, dan Revolusi Digital https://www.kahminasional.com/read/2022/04/28/8640/k-pay-kelas-menengah-dan-revolusi-digital/ Thu, 28 Apr 2022 13:59:22 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8640 Oleh Fathorrahman Fadli, Finance Director PT Insan Cita Mandiri Sejahtera Dalam teori pembelajaran, kita mengenal istilah learning curve atau experience curve. Apa itu artinya? Learning curve atau kurva pembelajaran menjelaskan bahwa setiap hal baru selalu menyandang sisi lemahnya. Misalnya, belum kuat, belum berpengalaman, belum bagus, belum bekerja efisien, belum cukup pandai, belum bekerja efektif, belum […]

Artikel K-Pay, Kelas Menengah, dan Revolusi Digital pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Oleh Fathorrahman Fadli, Finance Director PT Insan Cita Mandiri Sejahtera

Dalam teori pembelajaran, kita mengenal istilah learning curve atau experience curve. Apa itu artinya? Learning curve atau kurva pembelajaran menjelaskan bahwa setiap hal baru selalu menyandang sisi lemahnya. Misalnya, belum kuat, belum berpengalaman, belum bagus, belum bekerja efisien, belum cukup pandai, belum bekerja efektif, belum bisa menguntungkan, belum produktif, dan sederet kelemahan yang harus diperbaiki. Termasuk, produk KAHMI Payment (K-Pay) yang kini sedang tersaji di handphone Anda sekalian. Layanan akan terus dilengkapi setahap demi setahap sesuai kapasitas dan kemampuan perusahaan, daya serap pasar, dan peluang-peluang lain yang memungkinkan bagi kemajuan.

Namun demikian, kita masih punya peluang untuk cepat belajar membenahi seluruh kekurangan itu demi penyempurnaan. Masalahnya, sekarang terletak pada keinginan untuk tumbuh dan berkembang menjadi maju. Yang paling merepotkan adalah jika kita dihadapkan pada sekelompok manusia yang tidak memiliki karakter pembelajar. Mereka merasa sudah tahu, padahal pengetahuan yang dimilikinya banyak yang tidak standar secara nalar. Di sinilah pula masalahnya. Padahal, pada detik yang sama, kita dihadapkan pada perubahan cepat dalam banyak segi kehidupan. Menunggu orang siuman dari proses teler yang panjang itu juga membutuhkan kesabaran yang extraordinary.

Dunia sekarang ini diakui atau tidak, disadari atau tidak telah bergerak pada perubahan yang cepat. Kecepatan dan akurasi penting karena dunia telah mengalami revolusi digital yang nyaris sempurna. Jika kita tidak cepat dalam merespons perubahan yang terjadi di sekitar kita, maka jelas keberadaan kita menjadi tidak berguna (useless). Kehadiran kita akan berguna jika kita mampu menyuguhkan nilai tambah (added value) pada setiap pekerjaan yang ada. Pada usaha memaknai keadaan yang terus berubah dan mengisinya dengan sikap cekatan dan penuh tanggung jawab.

Revolusi Digital, Apa Itu?
Revolusi digital sudah terlanjur datang di hadapan kita semua sebagai warga bangsa. Kita tidak bisa mengelaknya karena nyaris seluruh segmen kehidupan kita telah dimasuki dan digantikan perannya oleh teknologi digital. Jika kita tidak mampu mengikuti irama revolusi digital itu, maka kita akan segera didefinisikan sebagai manusia yang telah menjadi fosil. Ibarat tulang belulang yang memenuhi ruang kerja manusia baru yang semakin produktif dan kompetitif. Di sinilah pentingnya kita belajar tentang revolusi dunia digital.

Bagaimana revolusi digital itu bergerak? Kalau kita runut dengan sederhana, maka ada baiknya jika kita mulai mendefinisikan dua kata itu, yakni revolusi dan digital. Revolusi adalah perubahan yang terjadi secara cepat, menyentuh hal yang mendasar, mengakar atau radikal. Cepat karena perubahan itu menyentuh akarnya (root). Digital itu sendiri adalah lawan dari analog. Sedangkan digitalisasi adalah proses konversi dari analog ke digital. Kalau digitalisasi fokus pada pengoptimalan proses internal, seperti otomatisasi suatu kerja, sehingga pekerjaan menjadi cepat dan mudah.

Namun, apa sebab dunia digital itu mengalami revolusi? Mari kita tengok sejarah perkembangan dunia Industry 4.0. Sebab, itu bertali-temali dengan dinamikanya. Istilah Industry 4.0 pertama kali dikenal pada Hannover Fair, 4-8 April 2011. Istilah tersebut dipakai oleh pemerintah Jerman untuk memajukan bidang industri ke tingkat selanjutnya dengan bantuan teknologi. Forbes melukiskan bahwa revolusi industri generasi keempat bisa diartikan sebagai adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomasi dalam industri. Hal ini digerakkan oleh data melalui teknologi machine learning dan artificial intelligent (AI).

Sebenarnya, campur tangan komputer sudah ikut dalam Industry 3.0. Pada masa itu, komputer sudah dinilai sebagai disruptive atau bisa diartikan sesuatu yang mampu menciptakan peluang pasar baru. Setelah dapat diterima, saat ini machine learning dan AI ada di tahap tersebut.

Selanjutnya, pada taraf Industry 4.0, pelaku industri merancang komputer agar saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain. Pada akhirnya, komputer tersebut membuat keputusan tanpa keterlibatan manusia. Kombinasi dari sistem fisik-siber, internet of things (IoT), dan internet of systems membuat Industry 4.0 menjadi mungkin serta membuat pabrik pintar menjadi kenyataan.

Sampai di sini, saya rasa cukup untuk dipahami bahwa kita sedang berada dalam kereta perubahan yang cepat. Segera definisikan diri Anda, apakah Anda pantas berada dalam kereta perubahan cepat itu atau tidak? Jika tidak, sebaiknya Anda jangan naik karena kecepatan kereta itu akan terus melaju dengan kecepatan tinggi bahkan sangat tinggi.

Persaingan Bisnis Berbasis Platform
Pada masa-masa mendatang, persaingan bisnis berbasis platform akan semakin menunjukkan kompetisi yang sangat ketat. Semua provider bisnis selalu berinovasi dan berebut pasar dengan berbagai strategi marketing yang tidak biasa.

Modal besar dan strategi bisnis yang jitu menjadi penentu seberapa besar mereka dapat memenangkan pasar. Modal kadang menjadi momok bagi perusahaan yang masih kecil. Sebab, semua inovasi yang akan dilakukan tentu membutuhkan dukungan dana yang sangat besar. Percuma strategi disusun secara canggih, tetapi ketika tidak bisa dieksekusi karena tidak ada uang. Jadi, uang dan strategi yang jitu biasanya menjadi kunci sukses dalam bersaing.

Bisnis digital telah banyak merebak di Indonesia. Ia tumbuh seperti jamur pada musim hujan. Mulai bisnis payment point, marketplace, banking, food and beverage (FnB), dan barang-barang kebutuhan pokok rumah tangga. Semua barang-barang itu kini dipasarkan lewat platform digital. Mulai yang disajikan Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan sejenisnya.

Di bidang keuangan, ada platform bisnis lain, seperti OVO, Dana, dan sejumlah platform bisnis yang sejenisnya. Mereka sama-sama bersaing. Khusus di line business payment gateway, ada banyak platform yang bertempur bebas di pasar maya. Semua itu membutuhkan kejelian, ketekunan, dan inovasi untuk bersaing.

Bagaimana dengan K-Pay?
Sebagai produk baru, ia tentu membutuhkan perhatian dan dukungan dari semua pihak. Sebab, K-Pay lahir dari sebuah keprihatinan yang mendalam akan kondisi ekonomi umat yang rentan. Kita hanya menjadi objek ekonomi ketimbang subjek ekonomi. Kita lebih sering didefinisikan ketimbang mendefinisikan diri kita ini siapa. Kita sering dihantui oleh ketakutan tentang gigantisme ekonomi orang lain ketimbang berusaha menjadi besar secara bersama. Kita lebih sering mencibir di antara kita sendiri dibanding gotong-royong membangun suatu gigantisme umat di tengah kondisi ekonomi kita yang terpuruk.

Kita ingin dan bercita-cita menjadi kelas menengah baru yang kuat secara ekonomi maupun politik. Kelompok kita memiliki potensi besar untuk menuju kesana. Modalitas sosial kita berlimpah. Sumber daya hayati kita sangat mumpuni. Tiap minggu nyaris kita dengar ada banyak-kader HMI yang meraih gelar doktor, master degree, profesor, bahkan sarjana. Semua itu adalah kekayaan sumber daya manusia yang bisa digerakkan menuju terciptanya kelas menengah Indonesia yang hebat.

Oleh karena itu, sukses atau tidaknya K-Pay sangatlah tergantung pada kesediaan kita semua sebagai warga KAHMI dan HMI untuk memindahkan transaksi elektronik kita, baik itu pulsa handphone, bayar listrik, token listrik, atau beberapa fitur transaksi yang tersedia di K-Pay.

Ada banyak keuntungan jika Anda semua memindahkan transaksi Anda dari platform orang lain ke K-Pay. Pertama, dapat membesarkan ekonomi kita sendiri. Kedua, harganya lebih murah daripada platform yang lain. Ketiga, dapat membiayai organisasi KAHMI mulai KAHMI Daerah, Wilayah, hingga Majelis Nasional.

Keempat, setiap transaksi yang Anda lakukan secara otomatis akan mendapatkan cashback. Kelima, menghilangkan ketergantungan pendanaan organisasi dari orang lain, dari para alumninya, dari para simpatisannya yang selama ini sering menjadi kendala keuangan yang serius. Pasalnya, tidak semua alumni HMI dapat meraih sukses secara ekonomi dalam masyarakat yang semakin materialistis ini.

Semua langkah ini harus mendapatkan dukungan agar cita-cita besar KAHMI menjadi kelas menengah baru yang kuat dapat terwujud. Untuk sementara, caranya satu saja, mari pindahkan transaksi Anda ke K-Pay dan tunggu kejutan-kejutan ekonomi selanjutnya.

Artikel K-Pay, Kelas Menengah, dan Revolusi Digital pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8640
KAHMI Merambah Dataran Eropa https://www.kahminasional.com/read/2022/04/26/8599/kahmi-merambah-dataran-eropa/ Tue, 26 Apr 2022 01:39:45 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8599 Kahminasional.com, Jakarta – Sebagai organisasi yang cukup tua, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) tidak mau ketinggalan dari Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU) dalam mengembangkan sayap organisasinya hingga ke mancanegara. Setelah membuka Majelis Perwakilan (MP) di Turki beberapa bulan lalu, KAHMI kini merambah negara-negara di dataran Eropa. Pekan lalu, Majelis Nasional (MN) mengutus Sekretaris Jenderal […]

Artikel KAHMI Merambah Dataran Eropa pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Kahminasional.com, Jakarta – Sebagai organisasi yang cukup tua, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) tidak mau ketinggalan dari Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama (NU) dalam mengembangkan sayap organisasinya hingga ke mancanegara.

Setelah membuka Majelis Perwakilan (MP) di Turki beberapa bulan lalu, KAHMI kini merambah negara-negara di dataran Eropa. Pekan lalu, Majelis Nasional (MN) mengutus Sekretaris Jenderal Manimbang Kahariady untuk melantik MP KAHMI Eropa Raya di Praha, Ceko.

Pria yang selalu sibuk dan gesit itu rupanya bersedia melayani wawancara khusus di sela-sela kegiatannya selama di “Benua Biru”.

Berikut petikan wawancara jurnalis senior yang juga kader KAHMI, Fathorrahman Fadli, dengan Manimbang Kahariady tentang pembentukan MP KAHMI Eropa Raya melalui seluler:

Apa betul Anda sekarang sedang berada di Eropa? Ada kegiatan apa di sana?
Betul sekali. Saya terbang ke Eropa pada Jumat (22/4) malam dan Sabtu (23/4) sore hari menjelang buka puasa, saya meresmikan kepengurusan Perwakilan KAHMI untuk Eropa Raya.

Tepatnya di mana pelantikan KAHMI tersebut?
Pelantikannya berlangsung di kantor Kedutaan Besar RI, Kota Praha. Alhamdulillah acara tersebut berlangsung dengan baik, penuh hikmat, dan dalam suasana kekeluargaan yang baik pula.

Selaku Sekjen Majelis Nasional KAHMI, saya mewakili teman-teman Presidium menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Ibu Duta Besar (Kenssy Dwi Ekaningsih) yang telah memfasilitasi tempat dan kebutuhan lain terkait penyelenggaraan acara tersebut. Beliau sangat antusias saat diajak bicara, sangat ramah, dan banyak memfasilitasi kegiatan kami bahkan memosisikan dirinya sebagai anggota KAHMI meskipun tidak sempat ikut HMI dulunya.

Apa kesan Anda dengan teman-teman pengurus KAHMI di Eropa?
Bagus sekali. Saya menangkap kesan adik-adik itu sangat bersemangat dan penuh ide-ide dalam menggerakkan organisasi KAHMI di Eropa Raya. Setelah pelantikan, saya terlibat perbincangan santai namun serius. Saya sangat senang dan dengan adik-adik itu. Mereka sedang belajar menuntut ilmu di negeri orang. Kelak, mereka-mereka ini akan pulang ke Indonesia dengan membawa ilmu yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara kita.

Seberapa besar Anda lihat semangat mereka dalam berorganisasi?
Oh, tentu mereka sangat bersemangat sebab di antara mereka beberapa adalah bekas Ketua Cabang HMI. Jadi, spirit ke-HMI-an adik-adik itu luar biasa besar. Saya yakin mereka ini akan menjadi pemimpin-pemimpin hebat setelah pulang ke Indonesia.

Kegiatan Anda kayaknya padat sekali. Ke mana saja selama di Eropa?
Sebelum berangkat, saya memang telah merencanakan melihat beberapa negara di Eropa. Bagi saya, itu penting agar menambah khazanah pengetahuan tentang negara-negara penting di Eropa.

Luar biasa, banyak negara Anda kunjungi, padahal hanya sepekan. Ke mana saja dan apa rahasianya?
Jauh-jauh hari kami memang membuat rencana yang matang dibantu oleh Adinda Tan Tolub. Dia luar biasa sekali dalam membantu saya menembus Eropa. Sesampai di negara-negara itu, kami langsung diterima dan dipandu oleh adik-adik, terutama selama di Praha, tempat kami melantik pengurus KAHMI Eropa Raya, yaitu oleh Khairul Anam, kandidat Ph.D asal Bangkalan, Madura. Adinda Anam saat ini sedang menempuh studi mengenai public policy di Charles University Prague, Ceko. Ilmunya sangat dibutuhkan untuk membenahi negara di masa depan.

Dari Jakarta, Anda ke mana dulu?
Terbang dari Jakarta, saya langsung ke Istanbul. Lalu, keesokan harinya, saya sudah Praha (Ceko). Di sini. saya melaksanakan pelantikan Perwakilan KAHMI Eropa Raya. Setelah itu, kami jalan ke Paris (Prancis), Brussel (Belgia), Amsterdam dan Den Haag (Belanda), Berlin (Jerman), Praha, kembali ke Jakarta.

Jadi, apa saja kegiatan Anda di Eropa selama sepekan?
Sesungguhnya ada lima kegiatan pokok, yaitu pertama, peresmian pengurus Perwakilan KAHMI Eropa Raya. Kedua, dialog-dialog mengenai perkembangan syiar Islam yang mutakhir di Eropa. Ketiga, saya menyempatkan diri untuk melakukan kunjungan ke tempat-tempat wisata sejarah penting di Eropa. Keempat, melakukan audiensi dengan pejabat-pejabat penting di Eropa demi kelancaran studi adik-adik di negara-negara tempat mereka menempuh studi. Saya mewakili KAHMI menitipkan para mahasiswa itu agar studi mereka bisa lancar sampai lulus.

Kesan saya selama di Eropa luar biasa bahagia karena KAHMI memiliki stok generasi yang bagus-bagus, sangat intelektual, dan islami sekali. Itu kekayaan kita yang mesti dirawat dan dipelihara. Kegiatan saya yang kelima adalah ceramah Ramadan di Belanda. Setelah itu, saya kembali ke Tanah Air.

Artikel KAHMI Merambah Dataran Eropa pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8599
Sudah Rilis, Mari Transaksi via K-Pay! https://www.kahminasional.com/read/2022/04/24/8587/sudah-rilis-mari-transaksi-via-k-pay/ Sun, 24 Apr 2022 15:36:16 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8587 Kahminasional.com, Jakarta – Warga Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) sudah bisa memanfaatkan KAHMI Payment (K-Pay) sebagai alat pembayaran berbagai kebutuhan. “Aplikasi K-Pay secara resmi sudah bisa diinstal dan dimanfaatkan keluarga besar KAHMI sejak soft launching kemarin (Sabtu, 23/4),” kata Direktur Utama PT Insan Cita Mandiri Sejahtera (ICMS), Hanifah Husein, kepada Kahminasional.com, Minggu (24/4). Financial […]

Artikel Sudah Rilis, Mari Transaksi via K-Pay! pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Kahminasional.com, Jakarta – Warga Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) sudah bisa memanfaatkan KAHMI Payment (K-Pay) sebagai alat pembayaran berbagai kebutuhan.

“Aplikasi K-Pay secara resmi sudah bisa diinstal dan dimanfaatkan keluarga besar KAHMI sejak soft launching kemarin (Sabtu, 23/4),” kata Direktur Utama PT Insan Cita Mandiri Sejahtera (ICMS), Hanifah Husein, kepada Kahminasional.com, Minggu (24/4).

Financial Director PT ICMS, Fathorrahman Fadli, menambahkan, aplikasi K-Pay perlu diunduh (download) terlebih dahulu sebelum dipakai.

“Silakan men-download K-Pay di bit.ly/k-pay,” ujarnya. “Jangan lupa registrasi, ya.”

Flyer sosialisasi KAHMI Payment atau K-Pay. Dokumentasi MW FORHATI Jabar
Flyer sosialisasi KAHMI Payment atau K-Pay. Dokumentasi MW FORHATI Jabar

Cara Pendaftaran Akun K-Pay
K-Pay dapat dimanfaatkan sebagai alat pembayaran token listrik, tiket pesawat dan kereta api, internet, PGN, pengisian pulsa, topup e-toll dan uang elektronik, hingga transfer kepada sesama.

Sebelum dapat digunakan, mula-mula harus mengunduh dan menginstal aplikasinya terlebih dahulu. Aplikasi dapat diunduh melalui bit.ly/k-pay.

Setelah selesai mengunduh dan menginstalnya, kita bisa memilih “Lanjut” jika sudah memiliki akun K-Pay atau “Buat Akun baru” apabila belum.

Ketika memilih “Buat Akun baru”, tampilan formulir pendaftaran akun akan muncul. Silakan diisi sesuai dengan data yang benar.

Pengguna wajib memiliki akun WhatsApp dan mendaftarkan nomor WhatsAppnya karena nanti dihubungi akun bot Robotbiru, termasuk pengiriman kode verifikasi untuk login.

Setelah mengisi data yang dibutuhkan dan mengklik “DAFTAR”, akun bot Robotbiru mengirimkan pesan melalui nomor WhatsApp yang didaftarkan sebelumnya. Pertama-tama, ketik “ya” atau “ok”.

Selanjutnya, Robotbiru mengirimkan kode verifikasi, yang terdiri dari delapan angka, untuk login aplikasi K-Pay.

Berikutnya, Anda akan masuk tampilan utama dan sudah dapat memanfaatkan seluruh fitur yang ada di dalamnya. Jangan lupa isi saldo K-Pay agar bisa melakukan beragam transaksi, ya!

Artikel Sudah Rilis, Mari Transaksi via K-Pay! pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8587
Jangan sampai Lewat! Soft Opening K-Pay Malam Ini, Berikut Keuntungannya bagi HMI-KAHMI https://www.kahminasional.com/read/2022/04/23/8564/jangan-sampai-lewat-soft-opening-k-pay-malam-ini-berikut-keuntungannya-bagi-hmi-kahmi/ Sat, 23 Apr 2022 10:09:13 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8564 Kahminasional.com, Jakarta – PT Insan Cita Mandiri Sejahtera (ICMS) akan melakukan peluncuran praresmi (soft launching) KAHMI Payment atau K-Pay pada malam ini, Sabtu, 23 April 2022. Kegiatan bakal diselenggarakan secara hybrid, dari KAHMI Center, Jakarta, dan melalui Zoom. Acara mengusung tema “Teknologi Digital untuk Kemandirian Organisasi”. Finance Director PT ICMS, Fathorrahman Fadli, menyampaikan, tema tersebut […]

Artikel Jangan sampai Lewat! Soft Opening K-Pay Malam Ini, Berikut Keuntungannya bagi HMI-KAHMI pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Kahminasional.com, Jakarta – PT Insan Cita Mandiri Sejahtera (ICMS) akan melakukan peluncuran praresmi (soft launching) KAHMI Payment atau K-Pay pada malam ini, Sabtu, 23 April 2022.

Kegiatan bakal diselenggarakan secara hybrid, dari KAHMI Center, Jakarta, dan melalui Zoom. Acara mengusung tema “Teknologi Digital untuk Kemandirian Organisasi”.

Finance Director PT ICMS, Fathorrahman Fadli, menyampaikan, tema tersebut selaras dengan visi besar yang diusung perusahaan cum KAHMI dengan mengoptimalkan perkembangan informasi dan teknologi digital.

“Perkembangan informasi dan teknologi digital harus kita manfaatkan untuk mengabdi pada pemberdayaan kader dan organisasi sekaligus, simultan dan berkesinambungan,” katanya kepada Kahminasional.com.

“Sukses atau gagalnya usaha itu sangatlah tergantung kepada seluruh warga KAHMI di seluruh Tanah Air,” imbuh dia mengingatkan.

Jika usaha ini sukses, maka kian mempertegas posisi KAHMI bagi kemaslahatan umat. Pangkalnya, ladang pengabdian dan amal organsasi kian luas dan signifikan.

“Ke depan, kita tidak perlu lagi susah-susah membeli pulsa handphone di tempat lain, beli tiket pesawat di tempat lain, topup token listrik rumah kita kepada orang lain,” jelasnya. “Kita juga bisa topup tiket jalan tol melalui K-Pay, bayar PDAM, hingga bayar hotel.”

“Langkah ini bisa dikatakan sebagai revolusi kebudayaan dari ketergantungan belanja kepada orang lain, orang asing, orang aseng. Oleh karena itu, sejak sekarang, kita semua harus merevolusi diri dengan kesadaran penuh bahwa untuk bangkit, kita harus melawan keadaan yang buruk, yang melemahkan kita secara sistematis,” tambahnya.

Logo KAHMI Payment atau KAHMIPay atau K-Pay. Dokumentasi PT Insan Cita Mandiri Sejahtera
Logo KAHMI Payment atau KAHMIPay atau K-Pay. Dokumentasi PT Insan Cita Mandiri Sejahtera

Mr. Ong menyampaikan demikian lantaran sedikitnya ada tiga keuntungan dengan menjadikan K-Pay sebagai pembayaran digital (digital payment). Pertama, menggerakkan ekonomi sendiri.

“Kedua,” lanjutnya, “keuntungan bisa lebih hemat karena setiap kita belanja ke K-Pay, maka pembeli akan mendapatkan cashback pada setiap transaksi berjalan.”

Ketiga, seluruh keuntungan yang diperoleh akan sepenuhnya menjadi milik organisasi KAHMI sebagai modal untuk menggerakkan organisasi, mulai Majelis Daerah (MD), Majelis Wilayah (MW), dan Majelis Nasional (MN).

“Korporasi juga bertekad akan memberikan keuntungan bisnis berjemaah ini kepada ‘mata air’ KAHMI, yakni HMI kita yang tercinta,” jelas akademisi Universitas Pamulang (Unpam) itu.

Artikel Jangan sampai Lewat! Soft Opening K-Pay Malam Ini, Berikut Keuntungannya bagi HMI-KAHMI pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8564
K-Pay dan Revolusi Kebudayaan https://www.kahminasional.com/read/2022/04/23/8552/k-pay-dan-revolusi-kebudayaan/ Fri, 22 Apr 2022 22:21:25 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8552 Oleh Fathorrahman Fadli, Finance Director PT Insan Cita Mandiri Sejahtera Mohandas Karamchad Mahatma Gandhi mengajari dunia tentang arti pentingnya kemandirian bangsa India. Oleh karena itu, dia ditulis sejarah sebagai Bapak Bangsa India atau The Father’s of India. Padahal, Gandhi tidak perlu menjadi seorang presiden orang India. Namun, namanya harum semerbak dikenang orang. Tidak saja oleh […]

Artikel K-Pay dan Revolusi Kebudayaan pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Oleh Fathorrahman Fadli, Finance Director PT Insan Cita Mandiri Sejahtera

Mohandas Karamchad Mahatma Gandhi mengajari dunia tentang arti pentingnya kemandirian bangsa India. Oleh karena itu, dia ditulis sejarah sebagai Bapak Bangsa India atau The Father’s of India. Padahal, Gandhi tidak perlu menjadi seorang presiden orang India. Namun, namanya harum semerbak dikenang orang. Tidak saja oleh orang India, tetapi juga dalam sejarah besar pergerakan dunia.

Gandhi melawan keadaan bangsanya yang kikuk oleh perihnya ketidakadilan, kemiskinan yang menganga akibat penjajahan Inggris yang menindas bangsanya. Gandhi dikenal sebagai sosok yang sangat mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan tanpa kekerasan tatkala melawan Inggris di abad ke-20.

Lelaki berkepala plontos itu memperkenalkan empat ajaran pokok yang digunakannya dalam melawan Inggris. Apakah itu?

Gandhi mengenalkan “ahimsa” yang dapat dimaknai sebagai tidak membahayakan orang lain. Ahimsa merupakan salah satu prinsip religius ajaran agama Buddha, Hindu, serta Jainisme (salah satu aliran keagamaan di India Barat). Mahatma Gandhi tidak hanya menggunakan ahimsa dalam perlawanannya terhadap pemerintahan kolonial, tetapi juga dalam lingkup kejahatan sosial.

Gandhi juga mengajari kita tentang pentingnya mencintai diri sendiri dengan gerakan “swadesi-nya”. Dia mengajak orang India mencintai negaranya sendiri. Dengan mencintai diri sendiri dan masa depan negaranya, maka India menemukan dirinya menjadi bangsa yang bebas merdeka. Selaku pejuang HAM, Gandhi percaya betul jika swadesi merupakan kunci kemerdekaan India.

Gandhi juga mengajari India tentang pentingnya “hartal” atau mogok sosial. Mereka berhenti bekerja dengan cara menutup toko-toko sebagai bentuk perlawanan sosial terhadap penjajahan Inggris waktu itu. Semangat mogok sosial ini sebenarnya bisa ditransformasikan kepada para kader HMI agar tidak lagi menjadi penyokong kapitalisme yang menjajah dengan sadis di negeri ini.

K-Pay sebagai Rintisan
Gandhi memang bukan kader HMI. Namun, prinsip-prinsip dan ajarannya sangatlah relevan untuk dihidupkan kembali. Selama ini, bangsa Indonesia tidak memiliki ikatan yang kuat atas nasib bangsanya sendiri. Oleh karena itu, gerakan hartal relevan digerakkan untuk memperbaiki keadaan.

Kader HMI sebagai kumpulan masyarakat intelektual sudah selayaknya melakukan perlawanan sistematis terhadap penjajahan ekonomi asing yang berakar kuat di negeri ini. Tidak bisa kita terus-menerus menjadi konsumen yang dininabobokkan oleh kekuatan ekonomi lain sehingga kita berada dalam posisi dimanfaatkan dan dihisap. Kita harus berubah menjadi subjek ekonomi yang menentukan nasib bangsa.

KAHMI sebagai tempat bernaung para alumni HMI sudah bertekad untuk menjadikan KAHMI Payment (K-Pay) sebagai suatu rintisan ekonomi baru yang bergerak di bidang bisnis digital. Perkembangan informasi dan teknologi digital harus kita manfaatkan untuk mengabdi pada pemberdayaan kader dan organisasi sekaligus, simultan dan berkesinambungan. Oleh karena itu, sukses atau gagalnya usaha itu sangatlah tergantung kepada seluruh warga KAHMI di seluruh Tanah Air.

Keberhasilan K-Pay sebagai suatu rintisan ekonomi KAHMI adalah sumbangsih KAHMI untuk umat dan bangsa. Ke depan, kita tidak perlu lagi susah-susah membeli pulsa handphone di tempat lain, beli tiket pesawat di tempat lain, beli topup token listrik rumah kita kepada orang lain.

Kita juga bisa topup tiket jalan tol pada K-Pay, bayar PDAM, hingga bayar hotel. Banyak kelebihan dan keuntungan jika kita belanja via K-Pay. Pertama, menggerakkan ekonomi kita sendiri. Kedua, keuntungan bisa lebih hemat karena setiap kita belanja ke K-Pay, maka pembeli akan mendapatkan cashback pada setiap transaksi berjalan. Ketiga, seluruh keuntungan yang diperoleh akan sepenuhnya menjadi milik organisasi KAHMI sebagai modal untuk menggerakkan organisasi, mulai Majelis Daerah, Majelis Wilayah, dan Majelis Nasional. Korporasi juga bertekad akan memberikan keuntungan bisnis berjemaah ini kepada mata air KAHMI, yakni HMI kita yang tercinta.

Revolusi Kebudayaan
Langkah ini bisa dikatakan sebagai revolusi kebudayaan dari ketergantungan belanja pada orang lain, orang asing, orang aseng kepada warung kita sendiri. Oleh karena itu, sejak sekarang, kita semua harus merevolusi diri dengan kesadaran penuh bahwa untuk bangkit, kita harus melawan keadaan yang buruk, yang melemahkan kita secara sistematis. Kita harus sadar bahwa perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri. Kita harus mengubah proposal minta-minta menjadi proposal kerja sama bisnis. Kita harus mengubah total tradisi meminta-minta menjadi tradisi mandiri. Kita harus mengubah mental-mental menjilat kepada penjajah menjadi mental berdikari dan mandiri.

Kita juga mesti mengubah mental penerima menjadi mental pemberi. Semua itu akan sangat mudah, enteng, ringan ketika kita bersama-sama tertawa bahagia untuk bersatu padu menikmati kemenangan, menikmati kemerdekaan, menikmati uang jerih payah, uang yang halal, uang yang tayib, dan penuh rida dari Allah Swt.

Marketplace One Kader One Product
K-Pay sebagai rintisan bisnis digital secara bertahap, terencana, dan berkesinambungan akan bergerak menjadi marketplace kebutuhan umat dan bangsa, utamanya keluarga besar HMI. Setiap kader harus memiliki minimal satu produk barang dan jasa untuk diperdagangkan di Marketplace K-Pay. Jika ini terjadi, maka K-Pay akan menjadi pusat transaksi bisnis yang luar biasa besar. Semua produk dan jasa dapat kita tawarkan dalam K-Pay. Pada gilirannya, keluarga besar KAHMI akan menjadi kelas menengah yang kuat dan peduli kepada bangsa dan negara.

KAHMI sebagai organisasi kaum intelektual memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi masyarakat secara luas. Kita tidak bisa lagi memprotes keadaan yang tidak menguntungkan kita tanpa ada upaya yang dirancang secara strategis, dijalankan secara taktis dan dinamis, serta diniatkan untuk mengabdi kepada Allah sebagai sumber utama kehidupan. Spirit “Yakin Usaha Sampai” tidak cukup hanya dijadikan pekik-pekik merdeka para kadernya, tetapi harus masuk dalam skema manajemen yang terukur dan terencana.

Pasar yang Terus Membesar
KAHMI dan keluarga besarnya adalah pasar yang sangat besar. Pasar kita akan terus membesar seiiring dengan meningkatnya kinerja kaderisasi HMI di seluruh Indonesia. Hanya saja kita tidak sadar bahwa itu uang besar yang kita sia-siakan. Kita lebih tertarik pada kursi-kursi reyot kekuasaan, sedangkan lumbung padi dan peti-peti emas, nikel, dan logam-logam berharga negeri ini kita kasihkan kepada orang lain. Apa namanya kalau sikap itu bukan sebuah kobodohan? Coba cari kata lain yang lebih tepat dari kebodohan atau ketololan. Kedunguan barangkali sepupu dari kebodohan itu.

Pasar kita adalah ladang kita bersama. Kita akan menjadi segmentasi market yang berkelas: sarjana, melek ilmu pengetahuan dan teknologi, religius, dan memiliki kelas ekonomi yang mapan. Sebagian di antaranya adalah policy maker, perumus undang-undang, penegak hukum, lawyer, birokrat, notaris, akuntan publik, pengusaha, profesor bergelar doktor, magister, dan stok sarjana yang melimpah. Lalu, nikmat Tuhan yang manakah yang engkau dustakan, wahai kader HMI?

Artikel K-Pay dan Revolusi Kebudayaan pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8552
Menghidupkan Demokrasi Ekonomi Kita https://www.kahminasional.com/read/2022/04/08/8359/menghidupkan-demokrasi-ekonomi-kita/ Thu, 07 Apr 2022 18:50:09 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8359 Oleh Fathorrahman Fadli, Finance Director PT Insan Cita Mandiri Sejahtera Indonesia adalah bentangan luas bangsa-bangsa yang kaya raya. Ia diikat oleh persamaan batin sebagai bangsa-bangsa yang senasib sepenanggungan. Mereka berikrar menjadi satu bangsa demi tujuan meraih keadilan dan kesejahteraan secara bersama-sama. Oleh para sosiolog, Indonesia pun sering pula disebut sebagai negara kesepakatan. Ada juga yang […]

Artikel Menghidupkan Demokrasi Ekonomi Kita pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Oleh Fathorrahman Fadli, Finance Director PT Insan Cita Mandiri Sejahtera

Indonesia adalah bentangan luas bangsa-bangsa yang kaya raya. Ia diikat oleh persamaan batin sebagai bangsa-bangsa yang senasib sepenanggungan. Mereka berikrar menjadi satu bangsa demi tujuan meraih keadilan dan kesejahteraan secara bersama-sama. Oleh para sosiolog, Indonesia pun sering pula disebut sebagai negara kesepakatan. Ada juga yang menyebut bangsa-bangsa yang bersatu karena imajinasi Soekarno dan Hatta. Tentu personifikasi itu berlebihan jika tanpa dukungan dari seluruh warga bangsa. Oleh karena itu, ada benarnya jika Benedict Anderson menyebut Indonesia sebagai imagine communities, suatu komunitas hasil imajinasi atau rekaan para tokohnya, yang diwakili Soekarno-Hatta.

Lepas dari aneka pandangan itu ada baiknya kita melihat fakta-fakta di hadapan kita. Disadari atau tidak, cita-cita bersama tentang Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera itu sejatinya masih dalam posisi ongoing process. Artinya, kita masih membutuhkan banyak waktu untuk mewujudkan cita-cita dan mimpi Indonesia itu. Saya tegaskan, kita belum menjadi Indonesia. Sejalan dengan cita-cita luhur bangsa itu, kita harus menghadapi berbagai hambatan dan rintangan yang menggangu pencapaian tujuan berbangsa.

Kekayaan Bangsa Kita
Di setiap sudut negeri ini menyuguhkan pesona alam yang menakjubkan. Segala rupa kekayaan hayati tersedia di negeri berjuluk “Zamrud Khatulistiwa” ini. Begitu pula kekayaan sumber daya alam fisiknya. Aneka mineral yang biasanya kita pelajari selama di SMA, yaitu deretan unsur-unsur kimia ala Dmitriy Ivanovich Mendeleyev, dikabarkan semua terkandung di sudut-sudut bumi bangsa ini. Oleh karena itu, banyak bangsa lain di dunia menyebut Indonesia sebagai a part of heaven atau patahan surga.

Jika kita berkelana dari satu pulau ke pulau lainnya, pesona alamnya memadu indah dengan karakter orang-orang yang berdiam di dalamnya. Betul-betul indah nian bak patahan surga dunia.

Namun, semua kekayaan itu belum bisa dikelola oleh bangsa sendiri. Negara yang diwakili pemerintah masih menjadi pelayan bangsa lain dengan memberikan berbagai fasilitas fiskal yang mereka butuhkan. Sedangkan rakyat masih terus menjadi penonton dan budak di negeri sendiri. Para petinggi di negeri kurang memiliki perhatian yang serius untuk rakyatnya. Beberapa bantuan insidental, seperti bantuan langsung tunai (BLT), bantuan beli minyak goreng, itu hanyalah pelipur lara yang tidak mampu menyelesaikan inti masalahnya, kemiskinan dan pemiskinan.

Demokrasi Ekonomi
Demokrasi Ekonomi bisa dikatakan berlangsung sehat manakala disparitas sosial ekonomi bangsa secara nasional tidak terlalu jauh. Jurang pemisah antara si kaya dan si miskin tidak terlalu jomplang dan menganga. Kehidupan perekonomian rakyat berjalan dengan baik tanpa gejolak harga yang mencekik rakyat.

Rakyat dapat membeli setiap kebutuhan hidupnya dengan kemampuannya sendiri. Prinsip keterjangkauan rakyat atas harga-harga kebutuhan pokok harus menjadi pertimbangan utama dalam pengendalian pasar oleh pemerintah. Pemerintah berhak membangun proteksi khusus untuk menjaga kestabilan harga sejumlah bahan pokok di pasaran. Tidak bisa harga-harga kebutuhan pokok masyarakat dibiarkan begitu rupa kepada mekanisme pasar yang liar. Pasar memiliki wataknya sendiri. Jika dibiarkan, maka keberadaan pemerintah dalam menjaga rakyatnya pasti akan terabaikan.

Saat ini, kemarahan rakyat atas melambungnya harga minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya–juga harga Pertamax yang naik secara cukup fantastis–adalah penderitaan yang luar biasa. Berbulan-bulan lamanya krisis minyak goreng belum mendapatkan penanganan yang melegakan bagi ibu-ibu rumah tangga yang menjadi benteng pertahanan ekonomi rumah tangga rakyat.

Untuk kepentingan itu, sekelompok ibu-ibu yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) sangat aktif melakukan perlawanan terhadap sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai tidak adil. Mulai kasus Covid-19, harga PCR yang dipermainkan mafia bisnis alat-alat kesehatan oleh oknum di sekitar penguasa, tes antigen menyedot uang rakyat, dan kebijakan lain yang tidak pro rakyat.

Kepedihan yang dialami rakyat, terutama rakyat kecil nan miskin, sangatlah membutuhkan keinginan baik pemerintah dalam memperbaiki keadaan ekonomi. Pemerintah tidak bisa terus-menerus membela kelompok-kelompok tertentu bahkan etnis tertentu dengan menuruti apa kata mereka.

Penderitaan yang panjang akan melahirkan kemarahan rakyat yang masif. Ketika itu terjadi, sesungguhnya kesalahannya terletak pada pemerintah. Rakyat yang marah adalah efek lanjut dari tidak becusnya pemerintah dalam mengelola negara.

Akses Ekonomi Berkeadilan
Jauh sebelum Indonesia merdeka, Bung Hatta memiliki gagasan tentang pentingnya perekonomian nasional saat Indonesia merdeka kelak, yang disusun sebagai usaha bersama seluruh bangsa. Perekonomian yang demikian itu oleh Bung Hatta dipandang penting agar akses rakyat terhadap sumber-sumber ekonomi tidak hanya dikuasai segelintir orang saja. Jika penguasaan akses ekonomi itu hanya pada orang-orang tertentu, maka, lanjut Bung Hatta, akan terjadi penumpukan harta hanya pada mereka saja. Oleh karena itu, bisa dimengerti jika keadaan itu tercipta, maka akan bermuara pada suburnya kejahatan atau kriminalitas dalam masyarakat.

Kriminalitas akan melahirkan dampak ikutan yang kemudian semakin memperburuk keadaan dalam masyarakat suatu bangsa. Oleh karena itu, meningkat atau menurunnya angka kriminalitas sangat ditentukan oleh seberapa besar akses masyarakat terhadap sumber-sumber ekonomi nasional. Pemerintah tidak bisa membiarkan para perampok sumber-sumber ekonomi nasional sedemikian rupa sehingga rakyat tumbang oleh perihnya beban hidup mereka.

Artikel Menghidupkan Demokrasi Ekonomi Kita pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8359