in ,

Korpres KAHMI beber hikmah Pemilu 2024, salah satunya evaluasi sistem elektoral

Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI), Ahmad Doli Kurnia, memberikan sambutan dalam acara Halal Bihalal KAHMI 1445 H di Jakarta, Rabu (8/5/2024). Dokumentasi LMD MN KAHMI/Fatah Sidik
Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI), Ahmad Doli Kurnia, memberikan sambutan dalam acara Halal Bihalal KAHMI 1445 H di Jakarta, Rabu (8/5/2024). Dokumentasi LMD MN KAHMI/Fatah Sidik

Jakarta, KAHMINasional.com – Koordinator Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI), Ahmad Doli Kurnia, menyampaikan, banyak hikmah yang bisa dipetik dari pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Misalnya, kekhawatiran terjadinya polarisasi justru tidak terwujud.

“Ini pedebatan dan kompetisi di tingkat elite tidak ada pertentangan di masyarakat kita. Artinya, saya lihat debat capres-cawapres, yang mungkin menurut kita sangat keras, dinamis, [tetapi] menunjukkan perubahan. Pertarungan, kompetisi politik sekarang menunjukkan kemajuan demokrasi kita,” ucapnya dalam sambutannya pada Halal Bihalal KAHMI di Jakarta, Rabu (8/5).

“Jadi, tidak lagi melibatkan isu-isu soal SARA, agama, soal yang membuat potensi keterbelahan di kita. Jadi, masyarakat disuguhkan dengan pilihan-pilihan rasional. Jadi, itu hikmah pertama yang harus kita petik, terlepas hasilnya apa,” sambungnya.

Baca Juga :  Harapan Wali Kota Palangka Raya untuk KAHMI-FORHATI: Semakin Eksis dan Solid

Kendati begitu, menurut Doli, perlu ada evaluasi. Apalagi, sesuai pengakuan Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, proses demokrasi di Indonesia melelahkan, mahal, dan “berisik (noise)”.

“Itu menunjukkan kita harus lakukan penyempurnaan melalui evaluasi,” jelas politikus Partai Golkar ini. Dorongan evaluasi tersebut pun selaras dengan isi perbedaan pendapat (dissenting opinion) tiga hakim Mahkamah Konstitusi (MK) kala menyidangkan sengketa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Doli berpandangan, evaluasi sistem pemilu tergolong penting karena berada di hulu dalam konfigurasi ketatanegaraan, pemerintahan, dan politik. “Kalau [evaluasi pemilu] berhasil dengan baik, maka penyempurnaan undang-undang atau sistem yang lain akan mudah.”

Oleh karena itu, ia mengajak kader KAHMI sebagai masyarakat intelektual dan pergerakan yang berbasis keislaman agar menjadi lokomotif terdepan dalam menyongsong perubahan ini.

Baca Juga :  KAHMI Gelar Seminar Nasional di Arena Rapimnas 2022 Jakarta

“KAHMI harus mulai menyuarakan reformasi kenegaraan [dengan mengadakan] diskusi sistem politik, pemerintahan, ekonomi, hukum,” serunya.

“Dalam kesempatan ini, saya mengajak seluruh Majelis Wilayah dan Majelis Daerah dalam rangka menyambut pemerintahan baru, mari galakkan diskusi-diskusi intensif mulai dari yang mendasar,” sambungnya.

Sumber :

Fatah S

Berkarier di industri media sejak 2010 dan menjadi penulis buku.