in

Puasa Ramadhan, Perkuat Karakter Diri

Kahminasional.com, Jakarta- Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Asep Saefuddin menegaskan bahwa puasa ramadhan bisa memperkuat karakter diri.

Hal itu ia sampaikan dalam Ceramah Acara Buka dan Tarawih Bersama Majelis Nasional (MN) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) beberapa waktu lalu

Hal itu disebabkan selama bulan puasa , Islam mengajarkan untuk berbuat lebih baik.

Banyak hal positif yang diajarkan selama bulan puasa.

“Puasa mendorong kita ikhlas, lemah lembut, semangat berjuang, bersyukur, sabar dan lainnya,” kata Asep panggilannya

Bila puasa dilakukan dengan sebaik baiknya, maka tidak hanya lapar dan haus yang didapatkan.

Namun, orang yang berpuasa itu akan mendapatkan energi positif.

Energi positif yang didapatkan orang berpuasa itu akan mendorongnya mendekati pada ketaqwaan.

Baca Juga :  MN KAHMI Segera Kunjungi Palu, Ini Agendanya

“Karena itu, selama bulan puasa, kegiatan tidak boleh dikurangi sehingga produktif,” ungkap Asep.

Menurutnya, banyak riset yang menjelaskan puasa mendorong badan menjadi sehat dan produktif.

Walaupun ada juga kasus di bulan puasa, orang tidak menjadi produktif karena lapar dan haus.

Namun sejatinya, bulan puasa itu akan memperkuat karakter seseorang.

“Karakter disiplin, produktif, dll,” tutur Asep.

Menurut Asep, energi positif harus dimiliki setiap orang untuk menghadapi persaingan di era digital ini.

Di era digital semuanya terasa lebih cepat karena semua berada dalam genggaman.

Di era digital, banyak hal dikerjakan dengan teknologi digital bukan manual lagi.

Di era digital, sesuatu yang dulunya tidak bisa dikerjakan dari jauh kini bisa.

Baca Juga :  Kedaulatan Pangan, Keniscayaan Bagi Indonesia

Contohnya; pendidikan dan pertemuan jarak jauh di masa Pandemi Covid-19 ini.

Era digital menuntut setiap pribadi untuk meningkatkan skill atau keahliannya.

Keahlian yang dibutuhkan saat era digital berbeda dengan era sebelumnya.

Beberapa keahlian dalam budaya digital diantaranya berpikir analisis, inovasi, desain dan pemograman.

Asep merangkum hasil Riset Thomas J. Stanley tentang faktor yang membuat orang sukses.

Dari 100 faktor itu, 10 faktor teratas adalah soft skill.

Soft skill adalah keahlian yang dianggap sebagai bakat atau bawaan.

Namun sejatinya, soft skill itu bisa dilatih atau dibentuk.

Sepuluh soff skill itu adalah kejujuran, disiplin keras, mudah bergaul dan dukungan pendamping.

Selain itu, perilaku kerja keras, mencintai pekerjaan, dan kepemimpinan.

Baca Juga :  Ariza: UICI adalah Kado Terindah untuk Indonesia

Ditambah lagi, kepribadian kompetitif, hidup teratur dan kemampuan menjual ide.

Sumber : Channel YouTube KAHMI Nasional