in

Nuansa Kongres HMI dalam Muswil KAHMI Malut

Pengurus MD KAHMI Kota Ternate, Suhardiman S. Foto Malutpos.id
Pengurus MD KAHMI Kota Ternate, Suhardiman S. Foto Malutpos.id

Oleh Suhardiman S, Pengurus MD KAHMI Kota Ternate

Perhelatan Musyawarah Wilayah (Muswil) III Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Maluku Utara (KAHMI Malut) baru saja selesai tepat pukul 03.00 WIT, Senin (24/1) dini hari.

Delapan orang alumni HMI plus MW FORHATI telah terpilih untuk menduduki kursi presidium Majelis Wilayah KAHMI Malut periode 2022-2027.

Mereka yang terpilih adalah alumni-alumni hebat dengan latar belakang profesi berbeda, mulai dari pengusaha, politisi, akademisi, dan lainnya.

Tentu harapan kita semua adalah alumni the best yang diberi amanah dari 10 Majelis Daerah KAHMI Kabupaten/Kota dapat menahkodai kapal besar bernama KAHMI Malut ke depan lebih baik lagi.

Namun, sebelum itu, pembukaan Muswil III MW KAHMI Malut dihelat pada Sabtu (22/1), pukul 20.00 WIT, berlokasi di Corner. Dibuka oleh Presidium MN KAHMI sekaligus Ketua Komisi II DPR, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, dihadiri Gubernur dan alumni HMI serta stakeholder lainnya.

Tema yang disuguhkan panitia juga menarik, “Meneguhkan Komitmen Kebangsaan dan Keislaman untuk Kemajuan Umat”. Dari sambutan, penulis sempat menangkap pesan penting dari Kanda Ahmad Doli, bahwa tanpa HMI, tidak akan ada alumni. HMI ibarat sumber air yang perlu dijaga dan dirawat, jangan sampai dikotori.

Penulis dapat menafsirkan bahwa HMI sebagai organisasi pengaderan yang berbasis di kampus, tidak boleh disusupi oleh kepentingan apa pun. Apalagi, berbau politik atau digiring, dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk kepentingan sesaat. Bukan berarti HMI diam saja ketika melihat ketidakadilan.

Baca Juga :  KAHMI Malut Luncurkan Program HMI Menulis

Artinya apa? Cara berpikir kader HMI tak boleh diracuni dengan apa pun. Tetaplah jaga kesucian dan kemurnian berpikirnya sehingga orientasi intelektual terus terawat dengan baik. Itulah tafsiran penulis.

Pembaca yang budiman, yang berbahagia.
Malam pembukaan, alumni penuhi seluruh ruangan yang disediakan panitia, baik berada sisi kiri maupun sisi kanan, yang dipasangi tenda. Kursi full, yang tak dapat tempat terpaksa berdiri sambil menikmati jalannya acara.

Tak terasa acara baru berakhir pukul 01.00 WIT, Minggu dini hari. Gubernur malam itu langsung meninggalkan tempat duduknya, sedangkan alumni belum meninggalkan acara.

Alumni memadati halaman Corner, luasnya kira-kira 20×30 meter persegi. Mereka bernostalgia masa-masa ber-HMI. Alumni dari seluruh Indonesia yang berhimpun menjadi satu korps. Itu seakan melepas rindu sesama teman seangkatan.

Beragam perbincangan hangat mulai dari momentum Pemilihan Gubernur Malut 2024 dengan sejumlah kepala daerah yang dimunculkan, seperti Bupati Halteng, Edi Langkara; Bupati Morotai, Benny Laos; Muhammad Kasuba; dan tokoh-tokoh politik lain di Malut.

Lebih serunya lagi adalah menguatnya nama-nama bakal calon alumni HMI yang diusungkan menjadi calon presidium MW KAHMI Malut. Opini yang digiring di tengah-tengah malam nostalgia itu adalah sebagian besar masih berkeinginan besar Koordinator Presidium, Kanda Ishak Nasir, untuk melanjutkan. Mereka menilai, KAHMI di bawah kepemimpinannya dapat membawa perubahan siginifikan dan itu dirasakan.

Penulis rasakan betul suasana kekeluargaan begitu hangat, saling sapa antara senior dan junior. Hubungan silaturahmi ini kita berharap terus terpelihara.

Baca Juga :  KAHMI Malut Mau Alumni HMI Jadi Capres 2024, Siapa yang Diusulkan?

Hal itu sebagaimana keutamaan menjaga silaturahmi dalam Islam adalah dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. Selain itu, silaturahmi merupakan amalan yang memiliki nilai pahala besar.

Usai pembukaan, sidang-sidang muswil dilanjutkan pada Minggu (23/1), dipusatkan di lantai enam Muara Hotel. MD KAHMI se-Malut juga sudah berada di tempat. Seluruh fasilitas telah disediakan oleh panitia.

Awal pembukaan, sidang-sidang masih berjalan mulus di bawah kontrol Steering Committee. Peserta juga mengikuti secara saksama materi yang disampaikan oleh narasumber dari tanah rata. Bupati Elang juga diberi waktu membawa materi mengenai kriteria kepemimpinan Malut ke depan.

Sidang-sidang dilanjutkan di bawah pimpinan Kanda Muis didampingi lima Presidium Sidang lainnya. Namun, itu tak berjalan mulus. Hujan interupsi dari sejumlah peserta MD KAHMI mewarnai ruangan muswil. Laporan pertanggungjawaban Presidium MW KAHMI Malut yang disampaikan oleh Koordinator Ishak Naser juga diterima oleh seluruh MD KAHMI se-Malut.

Sidang beberapa kali diskorsing oleh pimpinan dan itu kemudian dilanjutkan setelah masukan mereka dapat diterima oleh Pimpinan Sidang. Misalnya, memboboti program kerja dan rekomendasi.

Lobi-melobi kelas kakap juga juga dilakukan di arena. Setiap MD merembuk siapa saja bakal calon yang dianggap layak untuk dicalonkan. Sesuai mekanisme, masing-masing MD KAHMI mengajukan sembilan nama bakal calon kemudian ditetapkan 13 calon dari 19 bakal calon berhubung ada yang berhalangan hadir dan sisanya tak bersedia karena baru saja dilantik MD KAHMI Kota Ternate.

Baca Juga :  Membela Konstitusi

Suhu muswil sangat terasa seperti kongres. Kita membuka kembali lembaran lama, pada pertengahan antara bulan Juni atau bulan Agustus 2006 lalu. Penulis waktu itu tercatat sebagai pengurus Komisariat Tarbiyah STAIN Ternate mengikuti rombongan dari HMI Cabang Ternate di bawah kepengurusan Kanda Fahris Abdullah.

Rombongan dari Komisariat se-Cabang Ternate berjumlah sekitar 170 orang itu turut ikut memeriahkan Kongres HMI di Makassar, Sulawesi Selatan. Meski selama kongres tak pernah berada di ruang kongres karena memang tak diperbolehkan. Sangat ketat, apalagi mengintip lewat jendela. He-he.

Masuk ruangan khusus memiliki hak suara. Meski begitu, suasana sangat terasa sampai di luar arena. Dari jauh terdengar suara interupsi dari para peserta. Kacau dikit-dikit itu hal biasa, ada yang sangat jago melobi, dan dari hasil kongres itulah menghasilkan Ketum PB, Kanda Fajar Zulkarnaen.

Kita giring dikit ke konfrencab. Mungkin kursi, meja, dan jendela kaca sudah pecah.

Tentu suasana muswil berbeda, sangat demokratis dan mengutamakan asas kekeluargaan daripada mengutamakan kepentingan. Dari proses demokrasi itu kemudian menghasilkan sembilan alumni di bawah Koordinator Kanda Ishak Naser.

Dari hasil muswil tersebut, tentu sejuta harapan dari seluruh kader HMI dan alumni, Presidium MW KAHMI Malut dapat membawa merubahan dan menjadi solusi di tengah-tengah problem yang dialami oleh umat dan bangsa saat ini. Wasalam.

Sumber : Malutpos.id

Fatah S

Berkarier di industri media sejak 2010 dan menjadi penulis buku.