in ,

Dies Natalis I, Rektor Beberkan Progres Pengembangan UICI

Rektor UICI, Laode M. Kamaluddin, memberikan sambutan dalam Rapat Senat Terbuka yang digelar dalam rangka Dies Natalis I UICI bertema "UICI as A Gateway for Society 5.0 in Indonesia" yang digelar secara luring dan daring dari Jakarta, Senin (17/1/2022). Akun YouTube UICI Official/LMD MN KAHMI/Fatah Sidik
Rektor UICI, Laode M. Kamaluddin, memberikan sambutan dalam Rapat Senat Terbuka yang digelar dalam rangka Dies Natalis I UICI bertema "UICI as A Gateway for Society 5.0 in Indonesia" yang digelar secara luring dan daring dari Jakarta, Senin (17/1/2022). Akun YouTube UICI Official/LMD MN KAHMI/Fatah Sidik

Kahminasional.com, Jakarta – Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) genap berusia satu tahun pada 15 Januari 2022. Tanggal kelahiran perguruan tinggi yang dibidani para alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini ditandai dengan pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) III Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Bogor, Jawa Barat (Jabar).

Kala itu, ungkap Rektor UICI, Laode M. Kamaluddin, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi terhadap KAHMI yang menginisiasi UICI, lembaga pendidikan berbasis digital. Apalagi, memiliki program-program studi (prodi) yang inovatif, seperti sains data dan bisnis digital.

Demikian disampaikannya saat menyampaikan pidato dalam Sidang Senat Terbuka, yang diadakan dalam rangka Dies Natalis I UICI, pada Senin (17/1). Acara tersebut mengusung tema “UICI as A Gateway for Society 5.0 in Indonesia“.

“[Prodi-prodi] ini akan memperkaya inovasi pendidikan tinggi di indonesia. Inovasi-inovasi seperti inilah yang harus banyak dilakukan agar kita mampu memenangkan kembali kompetisi global yang semakin ketat, semakin sengit,” ucapnya dengan meniru pidato Jokowi saat itu.

Hal tersebut, lanjut Laode, menunjukkan kelahiran UICI direspons positif bahkan memiliki hubungan yang erat dengan pemerintah. Pun demikian bagi keluarga besar KAHMI, kehadiran UICI bak bayi yang sudah lama didamba-dambakan.

“Oleh karena itu, mendapatkan sambutan dan dukungan dari Majelis Wilayah (MW)-Majelis Daerah (MD) KAHMI di seluruh Indonesia dan disambut gembira oleh masyarakat Indonesia,” katanya.

Sebagai informasi, kelahiran UICI diprakarsai oleh Majelis Pendidikan Tinggi KAHMI (MPTK) pada 30 Desember 2020. Pemerintah pun mengizinkan pendiriannya melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SK Mendikbud) Nomor 1183/M/2020.

Baca Juga :  Pemindahan IKN, Biaya Pembangunan Harus Jadi Atensi Pemerintah

Laode menambahkan, “UICI as A Gateway for Society 5.0 in Indonesia” dipilih sebagai tema Dies Natalis I UICI karena sesuai semangat pendiriannya, yakni menjadi startup university dengan meninggalkan pembelajaran konvensional atau luring (offline) dan memilih sistem pembelajaran daring (online) atau sepenuhnya daring.

“Sistem pembelajaran fully digital [dilaksanakan] dengan menggunakan learning platform artificial intelligence (AI) digital integrated learning system (DILS) yang mengintegrasikan teknologi learning management system (LMS), digital simulator teaching learning system (DSTLS), virtual reality (VR), dan augmented reality (AR),” tuturnya.

“Dengan teknologi ini,” imbuhnya, “UICI bisa memberikan kesempatan kepada siapa pun untuk belajar tanpa kendala jarak, tempat, dan waktu. UICI mengajak mahasiswa belajar layaknya sedang bermain game dengan subjeknya mata kuliah.”

Pemanfaatan AI voice recognition DSTL pun memungkin proses pembelajaran diselenggarakan tanpa jaringan internet. “Sehingga lebih hemat dan efisien, di mana hal ini dapat membantu program pemerintah, terutama penghematan program subsidi internet,” jelasnya.

Sebagai sebuah perguruan tinggi, semangat pendirian UICI dengan mimpi besar menjadi universitas yang unggul dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) berbasis budaya digital, nilai-nilai keislaman, dan keindonesiaan.

Karenanya, ada empat misi yang dibawa UICI. Pertama, menyelenggarakan pendidikan inklusif berbasis digital, berkualitas, dan sesuai kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholders).

Kedua, melakukan penelitian tentang isu-isu krusial terkait kemanusiaan, kebangsaan, dan keumatan serta memperoleh solusinya sebagai kontribusi dalam pembangunan bangsa dan negara. Ketiga, menerapkan iptek yang berdampak pada pengembangan kehidupan masyarakat secara utuh dan berkelanjutan.

Baca Juga :  Wawako Pariaman Minta KAHMI Jaga Marwah Islam

“Keempat, melakukan peran sebagai pusat pengembangan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan dalam kehidupan berkebangsaan,” imbuhnya.

Laode mengungkapkan, tahun pertama perjalanan UICI tergolong terjal karena hanya bermodalkan niat dan dua surat, yang masing-masing diterbitkan Mendikbud dan MPTK. Padahal, dipenuhi ketidakpastian mengingat pandemi Covid-19 mengganggu pertumbuhan ekonomi global serta sedang terjadi disrupsi teknologi dan kemanusiaan.

“Dalam kondisi demikian itulah, kepemimpinan yang diterapkan di UICI adalah trust leadership. Trust leadership diperlukan karena trust sebagai faktor produksi terbukti jadi basis dari base line kemajuan digital yang bergerak secara maya atau virtual,” bebernya.

“Pengembangan UICI adalah suatu konsep yang akan dikembangkan ke depannya, yaitu konsep yang berpusat pada kemanusiaan atau human center untuk meningkatkan kualitas hidup dengan menerapkan pada nilai-nilai, yaitu personal ethic thinking, kemudian computing, moral value, dan creatical thinking,” tambah Laode.

Di sisi lain, pendirian UICI juga dilengkapi dengan Peta Jalan (Roadmap) UICI 2021-2025. Dalam setahun perjalanannya, beberapa di antaranya telah terealisasi dan lainnya masih dalam tahap penggodokan.

Di Bidang Akademik, capaian-capaian yang telah berhasil direngkuh, seperti rekrutmen dosen-dosen tetap, mengadakan pelatihan-pelatihan, serta pembuatan kurikulum empat prodi oleh Tim 7 rampung dalam tiga bulan.

Selain itu, teaching material yang disiapkan untuk dikoneksikan dengan AI VR DSTL; buku ajar untuk semua mata kuliah semester ganjil dan genap tahun 2021-2022 sebagai pegangan 22 dosen studi sesuai ketentuan; standar bidang pendidikan sebagai turunan dari standar nasional; Rencana Induk Penelitian (RIP) UICI dan serta target publikasi semua dosen hingga Juli 2022 minimal satu publikasi; serta Rencana Induk Pengembangan Masyarakat (RIPM) dan roadmap-nya juga sudah selesai.

Baca Juga :  DPD Kritik Rencana Penghapusan Koperasi TKBM Pelabuhan: Logika yang Dipaksakan

Di Bidang Administrasi, capaiannya adalah pengembangan kelembagaan yang terdiri dari Pedoman Administrasi yang dijabarkan dalam Statuta UICI sudah rampung serta memiliki infrastruktur ICT dan studio pembelajaran.

Berikutnya, Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) 2021-2022 ditargetkan beres pada akhir Januari 2022 ini. Sedangkan pengembangan sistem digital untuk Bidang Keuangan Administrasi, Sumber Daya Insani, dan Kearsipan diharapkan selesai pada Juli 2022 serta Rencana Strategis UICI 2021-2025 sesuai Roadmap 2021-2025 ditargetkan rampung akhir April 2022.

Adapun realisasi di Bidang Kemahasiswaan dan Keislaman, meliputi selesainya penyusunan buku doktrin atau buku Pegangan Merawat Keislaman dan Indonesia di Era Digital. “Yang kalau di HMI ini adalah NDP-nya UICI,” ucapnya.

Selanjutnya, terbentuknya student union dan kemudian mentor-mentor pembimbing untuk membantu mahasiswa. Lalu, menyelesaikan pedoman-pedoman penerimaan mahasiswa baru (PMB), rutin mengadakan webinar dengan melibatkan MW-MD KAHMI dan stakeholder se-Indonesia, serta merintis pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang kurang mampu tetapi memiliki potensi akademik digital.

“Semoga pengembangan ini, yang kita lakukan, mendapat rida Allah Swt. Mudah-mudahan apa yang kita sampaikan ini menjadi modal di tahun-tahun berikutnya,” tutup Laode.

Sumber :

Fatah S

Berkarier di industri media sejak 2010 dan menjadi penulis buku.