in ,

Erupsi Gunung Ruang, pemerintah evakuasi bertahap 9.083 warga Tagulandang

Proses evakuasi warga Pulau Tagulandang, Sulawesi Utara (Sulut), yang terdampak erupsi Gunung Ruang. Twitter/@_TNIAL_
Proses evakuasi warga Pulau Tagulandang, Sulawesi Utara (Sulut), yang terdampak erupsi Gunung Ruang. Twitter/@_TNIAL_

Manado, KAHMINasional.com – Pemerintah akan mengevakuasi 9.083 warga Pulau Tagulandang dalam radius 7 km dari pusat erupsi Gunung Api Ruang, Sulawesi Utara, secara bertahap. Hingga Kamis (2/5), setidaknya sudah 3.364 pengungsi berhasil dievakuasi.

Diketahui, status Gunung Ruang ditingkatkan menjadi level IV (Awas) seiring terjadinya erupsi. Karenanya, masyarakat dilarang beraktivitas minimal 6 km dari dari pusat kawah Gunung Ruang.

“Paling tidak ada 9.000 lebih warga dalam radius 7 kilometer yang segera harus diungsikan,” ucap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, dalam Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Erupsi Gunung Ruang di Kantor Gubernur Sulut, Kota Manado, pada Kamis (2/5).

Proses evakuasi dilakukan menggunakan beberapa armada kapal, seperti KM Glory Mery, KRI Kakap-811, KM Marina Bay, KM Lohoraung, KPL Basarnas, KM Lokongbanua, KM Barcelona Lii, dan KM Beacukai. Proses evakuasi dilakukan bertahap dan diharapkan selesai dalam beberapa hari ke depan.

Baca Juga :  Gempa M 6,2 di Garut rusak 110 rumah, 8 orang terluka

“Mudah-mudahan dalam tiga hari ini proses evakuasi ini bisa selesai,” kata Suharyanto dalam keterangannya.

Di sisi lain, lokasi pengungsian sementara bagi warga yang dievakuasi telah disiapkan pemerintah di beberapa titik, seperti Sentra Tumou Tou Manado, Sentra di Paal 4 UPT Kemensos, Bapelkes Malalayang, BLK Bitung, Pulau Siau, dan beberapa wilayah lain secara mandiri.

Sementara itu, BNPB telah menyalurkan bantuan berupa dana siap pakai (DSP) sebesar Rp2,25 miliar, yang diberikan dua tahap guna mendukung penanganan darurat bencana erupsi Gunung Ruang.

Tahap pertama, sebesar Rp300 juta disalurkan kepada Pemprov Sulut, Kodam XIII/Merdeka Rp250 juta, Polda Sulut Rp250 juta, Lantamal VIII Rp150 juta, Lanud Sam Ratulangi Rp150 juta, dan Pemkab Kepulauan Sitaro Rp350 juta.

Baca Juga :  DPD RI Akan Ajukan Gugatan Terkait Ambang Batas Pencalonan Presiden

Tahap kedua, menyalurkan Rp200 juta kepada Korem 131/Santiago, Kodim Sitaro Rp200 juta, Polres Sitaro Rp150 juta, Pemkot Manado Rp150 juta, dan Pemkot Bitung Rp150 juta.

BNPB pun memberikan bantuan berupa logistik dan peralatan, yang didistribusikan dalam dua tahap. Tahap pertama, telah disalurkan berupa 5 tenda pengungsi, 100 tenda keluarga, 4 light tower, 4 genset, 300 paket sembako, 300 paket makanan siap saji, 300 paket hygiene kit, 300 matras, 300 selimut, 150 kasur lipat, 300 dus masker, 50 velbed, 10 paket toilet portabel, 300 paket survival kit pengungsi, 320 dan terpal.

Adapun bantuan tahap kedua mencakup 100.000 seng, 6 tenda pengungsi, 3 light tower, 500 paket sembako, 300 paket hygiene kit, 52 dus masker, 1.000 terpal, 5 fire pump 23 HP, 15 set SCBA, 4 set rescue tool combi, 10 alat penjernih air, 500 sleeping bag, 20 set solar panel, 1.000 kotak paku seng, 200 dus susu protein, 500 dus air mineral, dan 30 set toolkit.

“Ini tahap dua sudah masuk semua. Mohon dicek betul, ya, khususnya Kabupaten Sitaro dan Provinsi Sulawesi Utara. Segera didistribusikan di masyarakat,” seru Suharyanto.

Baca Juga :  Akademisi Akui Birokrasi yang Fleksibel Dibutuhkan, tetapi...

“Intinya adalah kita sepakat semua bahwa kebutuhan dasar masyarakat ini harus betul-betul terpenuhi dan tertangani dengan baik,” sambungnya. BNPB segera menyalurkan dukungan tahap ketiga, yang mencakup 500 terpal, 100 paket tenda keluarga, dan 300 dus mie instan.

Sumber :

Fatah S

Berkarier di industri media sejak 2010 dan menjadi penulis buku.