in ,

Seperti apa konfigurasi kabinet Prabowo-Gibran? Ini analisisnya

Direktur Program Puspoll Indonesia, Chamad Hojin (kanan). YouTube/Hamid Nasution
Direktur Program Puspoll Indonesia, Chamad Hojin (kanan). YouTube/Hamid Nasution

Jakarta, KAHMINasional.com – Berbagai analisis tentang kabinet mendatang menyeruak seiring kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Salah satu analisis dikemukakan Direktur Program Puspoll Indonesia, Chamad Hojin.

Menurutnya, karakter Prabowo dalam memilih menteri belum diketahui pasti: apakah seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004-2014 atau Joko Widodo (Jokowi) pada 2014-2024. SBY cenderung memperhatikan opini yang berkembang di media, sedangkan Jokowi justru sebaliknya.

“Pak SBY sangat mendengar apa yang diberitakan di media-media koran. ‘Oh, ini calon menteri. Ini calon menteri kabinet, mensesneg, menag, dan sebagainya’. Itu sering. Makanya, banyak orang yang syur ketika dipublikasikan,” tuturnya, melansir kanal YouTube Hamid Nasution, Senin (29/4).

Baca Juga :  Pertama di Babel, 1.200 Santri Daarul Abror Terlibat Gerakan Literasi

“Nah, di era Pak Jokowi itu berbeda. Pak Jokowi itu justru yang tidak diberitakan di media tiba-tiba muncul,” sambungnya.

Sekalipun karakter Prabowo belum diketahui, menurut Hojin, hal ini tetap menarik untuk disimak. “Itu menarik.”

Kendati demikian, Hojin berpandangan, Prabowo bakal menampung usulan rekomendasi nama-nama menteri seperti Jokowi. Sebab, Ketua Umum Partai Gerindra ini cenderung kompromis serta mengutamakan persatuan dan kerukunan.

“Pak Prabowo sendiri meskipun pernah kompetitor dengan Pak Jokowi, dia masuk kabinetnya Pak Jokowi. Artinya, Kalau lihat dari makin ke sini, Pak Prabowo adalah orang yang fokus pada persatuan dan kerukunan,” bebernya.

“Bahwa mungkin nanti ada Pak Jokowi, ada Pak SBY, ada juga yang lain, itu partai-partai, hanya sekadar usul nama. Tapi, saya kira, kalau komposisi kabinetnya sebenarnya mungkin tidak jauh dari hari ini,” imbuhnya.

Baca Juga :  PAN soal Anggaran Pemilu 2024: Tidak Rasional

Bagi Hojin, tidak ada yang salah dengan langkah itu. Pangkalnya, tiada kebakuan ketatanegaraan soal presiden dalam memilih dan menunjuk para pembantunya.

Ia pun berharap para menteri yang ditunjuk nantinya dapat kompak. Pangkalnya, Prabowo terlihat ingin berkiprah di kancah internasional.

“Kalau ingin dia banyak juga atau bisa berperan di dunia internasional, kan, di internal harus solid. Kabinet harus solid,” jelasnya.

 

Sumber :

Fatah S

Berkarier di industri media sejak 2010 dan menjadi penulis buku.