in ,

Prof. Rokhmin Dahuri: Kehidupan Zaman Keemasan Islam Sarat Nilai-nilai Pancasila

Wakil Ketua Dewan Pakar MN KAHMI, Prof. Rokhmin Dahuri. Dokumentasi Unnes
Wakil Ketua Dewan Pakar MN KAHMI, Prof. Rokhmin Dahuri. Dokumentasi Unnes

Kahminasional.com, Makassar – Wakil Ketua Dewan Pakar Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI), Prof. Rokhmin Dahuri, menyatakan, umat Islam pernah mencapai kejayaannya saat Fathu Mekkah atau Pembebasan Mekkah pada 630 M dan abad ke-7 hingga abad ke-17.

Kala itu, terangnya, kehidupan masyarakat dunia sangat maju, adil, dan makmur. Bahkan, menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini, juga mengadopsi konsep yang mirip dengan peradaban Indonesia yang berbasis Pancasila.

“Seperti Ketuhanan yang Maha Esa. Itu tergambarkan dalam surah Al Ikhlas, bahwa Allah itu esa. Itu yang diyakini pada zaman kejayaan Islam,” katanya dalam webinar “Islam dan Ketimpangan Sosial” yang digelar Majelis Rayon KAHMI Universitas Hasanuddin (Unhas), Jumat.

Rokhmin menambahkan, nilai-nilai Pancasila yang lain, seperti kemanusiaan yang adil dan beradab, juga dipraktikkan. Karenanya, umat Islam pada zaman keemasannya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sehingga maju dan hidup sejahtera bahkan mampu menguasai dua pertiga wilayah dunia.

Baca Juga :  Koorpres KAHMI: Harry Azhar Paripurna sebagai Insan Akademis, Pencipta, dan Pengabdi

Tidak heran jika banyak ilmuwan dan teknolog dari seluruh penjuru dunia belajar kepada cendekiawan muslim secara gratis. Pangkalnya, umat Islam menjadi pusat kemajuan iptek global.

“Tidak perlu hak paten,” tegas mantan Menteri Kelautan dan Perikanan ini.

Tak mengherankan apabila Bayt Al Hikmah di Bagdad, Irak, pada 832 M menjadi perguruan tinggi pertama dan terbaik di dunia. Saat itu, berada di masa Khalifah Al Mansur (754-775 M) dan Al Ma’mun (831-833 M), yakni masa kekhalifahan Abbasiyah.

“Oxford University dan Sorbone University meniru Bayt Al Hikmah,” jelasnya.

Selain itu, perekonomian, pendidikan, interaksi sosial, politik, dan budaya juga berjalan atas dasar persaudaraan. Pangkalnya, mengimani Allah sebagai pencipta alam semesta.

Baca Juga :  Pengamat: Media Sosial Itu Mengelola Harapan dan Pikiran

“Agama, keyakinan, jiwa, harta, dan hak-hak sipil warga nonmuslim dilindungi oleh negara Islam,” ucapnya.

Kehidupan sosial pun berjalan secara harmonis. Anak-anak yatim terpelihara, yang kaya membantu dan memberdayakan yang miskin serta yang miskin tidak iri terhadap yang kaya. Justru saling bekerja sama.

Ekonomi dan perdagangan juga diatur dalam koridor efisiensi dan keadilan. Tidak ada kecurangan dan penentuan lantaran masyarakatnya memahami dan menaati hukum Allah dan Rasulnya secara istikamah.

“Para pemimpinnya, kepala negara, menteri, gubernur, bupati, dan lainnya hidup sederhana dan sangat mencintai rakyatnya,” tambahnya.

Rokhmin lantas mengutip perkataan Abu Bakar As Shiddiq sebagai contoh akhlak dan perilaku pemimpin muslim. “Kalian memilihku sebagai khalifah, tetapi aku bukanlah yang terbaik diantara kalian. Oleh karena itu, ikutilah aku sepanjang sesuai aturan Allah dan Rasulullah. Kalau tidak, tinggalkan aku.”

Baca Juga :  Kang Hero Sesalkan Disharmoni Pekerja-Direksi Pertamina

“Kalau rakyatku kelaparan, aku ingin orang pertama yang merasakannya. Kalau rakyatku kekenyangan, aku ingin orang terakhir yang menikmatinya,” lanjutnya dengan mengutip pernyataan Umar Bin Khattab.

Hasilnya, dipetik pada masa kekhalifahan Umar Bin Abdul Aziz, Harun Ar-Rasyid, Muhammad Al-Fatih, dan seterusnya. Tidak ada satu pun penduduk khilafah Islam yang miskin. Bahkan, zakat, infak, sedekah, dan iptek diekspor ke seluruh penjuru dunia.

“Hampir seluruh iptek modern dari zaman revolusi industri sampai sekarang berasal dari karya-karya monumental ilmuwan muslim di era kejayaan umat Islam,” tandasnya.

Webinar ini turut dihadiri Ketua Majelis Rayon KAHMI Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa; akademisi Unhas, Sawedi Muhammad; dan Ketua Forum Alumni (FA) Unhas, Bahrianto Bahtiar.

Sumber : Tribun Makassar

Fatah S

Berkarier di industri media sejak 2010 dan menjadi penulis buku.