in ,

Berkah Ramadan bagi SEIS Band

Vokalis SEIS Band, Reza alias Echa. Dokumentasi pribadi
Vokalis SEIS Band, Reza alias Echa. Dokumentasi pribadi

Kahminasional.com, Jakarta – Ramadan menjadi bulan penuh rahmat dan berkah. Pun demikian dengan kelompok musik SEIS Band.

Kelompok musik yang dirintis sejak 12 November 2011 ini akhirnya dapat melebarkan sayap ke belantika musik nasional pada bulan Ramadan. Ini bermula dari acara informal diaspora Sulawesi Tengah (Sulteng) di Jakarta, Rabu (20/4).

Dalam kesempatan itu, awalnya seorang pemuda memperkenalkan diri sebagai Reza SEIS. Sejenak, sejumlah orang yang hadir dalan pertemuan informal berbalut buka bersama (bukber) ini memperhatikannya. Namun, banyak di antara mereka larut dalam perbincangan masing-masing.

Reza bercerita, para personel SEIS Band memulai karier sebagai pedagang perabotan rumah tangga di pasar. Di sela-sela berjualan, para personel SEIS Band tetap mengikuti berbagai kompetisi musik untuk membesarkan SEIS Band, termasuk memperkenalkan lagu-lagu ciptaannya.

“Saya dan SEIS Band sempat ikuti audisi pencarian bakat muda se-Sulawesi Tengah diselenggarakan oleh Abdee Slank [pada Maret 2012]. Alhamdulillah masuk sebagai finalis,” cerita Echa, sapaannya.

SEIS Band mulanya terdiri dari enam personel. Reza selaku vokalis, lalu Rifki Bedolo (gitar 1), Widie (gitar 2), Nofrianto (bas), Idho (drum), dan Roby (keyboardis).

Baca Juga :  Dies Natalis ke-75 HMI, Ini Harapan Ketua DPRD DKI

SEIS Band ternyata juga tercatat pernah menjadi finalis cipta lagu Kota Palu (Februari 2011), band pembuka Andra and The Backbone (Desember 2011), band bintang tamu di acara Repalution Palu Volume 4, dan pernah dikontrak Bupati Sulbar dalam rangka ulang tahun Sulbar-Mamuju Utara (April 2013).

Bahkan, beberapa lagu yang diciptakan Echa dan dibawakan SEIS Band cukup disukai masyarakat Palu. Single yang berjudul “Jangan Jauh dari Hati” juga banyak dikover sejumlah musisi dan video klipnya dibagikan di YouTube. Salah satunya dikover Adista Band.

“Lagu ‘Jangan Jauh dari Hati’ sudah ke mana-mana bahkan sampai ke Brunei dan Malaysia,” ungkapnya. “Sayangnya, banyak yang tidak tahu pemilik asli lagu tersebut.”

Perjalanan SEIS Band memang penuh lika-liku. Bencana alam gempa dan tsunami di Kota Palu pada 2018, misalnya, ikut memakan korban salah satu personel SEIS band. Momentum ini membaut Echa berduka.

“Saat ini, SEIS Band tinggal tiga personel, salah satunya saya. Karena itu, saya ke Jakarta mencoba memperjuangkan SEIS Band untuk bisa dikontrak label dan sampai di Nagaswara,” bebernya.

Baca Juga :  Pengrajin Tahu Tempe di Jabodetabek Siap Mogok Produksi

Dilirik Label Besar
Echa mengungkapkan, sebelumnya SEIS Band pernah ke Jakarta untuk dikontrak sebuah label rekaman di kawasan Jakarta Utara. Namun, label yang diharapkan bisa membawa SEIS Band ke kancah musik nasional itu tidak sesuai harapan. Mereka pun pulang kampung.

“Alhamdulilah, hari ini saya bisa bertemu dengan Bapak Rahayu dan teman-teman di Nagaswara. Semoga ini menjadi awal perjalanan saya memperkenalkan karya-karya saya dan SEIS Band,” ujarnya.

Pertemuan singkat Reza dengan Nagaswara berawal dari perkenalannya dengan CEO Nagaswara, Rahayu Kertawiguna.

Rahayu lalu memperkenalkan Echa kepada tim Nagaswara dengan memutarkan karya-karya SEIS Band via ponselnya di sebuah ruang rapat.

“Kenalkan, ini Echa asal Kota Palu, Sulawesi Tengah. Echa punya band, namanya SEIS Band. Dia mau bergabung bersama kita di label Nagaswara,” ucap Rahayu.

Perkenalan itu berlangsung berkat “pencomblangan” lewat Setia Budi AC Nurdin alias Buddy Ace, yang tertarik dengan karya Echa. Ramadhan tahun ini pun babak baru bagi keduanya, SEIS Band di bawah naungan Nagaswara.

Baca Juga :  MN KAHMI Segera Kunjungi Palu, Ini Agendanya

Diaspora Sulteng dan Musik
Kehadiran Echa SEIS Band dalam momentum ini bukan sebuah kebetulan. Secara marketing, kehadirannya dalam acara bukber turut dihadiri sejumlah orang yang melek musik bahkan memiliki hubungan yang baik dengan jagat musik nasional hingga internasional.

Sebut saja Buddy Ace, yang memperkenalkannya pada Nagaswara. Buddy merupakan anggota DPP Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI). Ada juga musisi Zarro, yang juga asal Palu, dan sejumlah profesional entertainment lainnya.

Buddy pernah duet dengan Echa lengkap dengan backsound yang enak didengarkan. Berikut karya Buddy dan Echa SEIS Band:

Masyaallah

Ya Allah, Yang Maha Pengasih
Berikanlah seberkas cahaya-Mu
Untuk menuntunku
Menemukan Hidayah-Mu

Ya Allah, Yang Maha Penyayang
Berikanlah sekilas sinar-Mu
Untuk membawaku
Mendapatkan Rahmat-Mu

Ke mana pun kaki melangkah
Semuanya hanya menuju keharibaan-MU
Ke mana pun tangan bermunajah
Semuanya hanya untuk menyembah dan memuja-Mu

Reff:
Bismillah
Setiap detik nafasku
Sungguh atas kehendak Allah
Semua ini terwujud karena-Nya

Masyaallah
Setiap detik kekuatanku
Sungguh atas pertolongan Allah
Sampai berpulang pada-Nya

Sumber :

Fatah S

Berkarier di industri media sejak 2010 dan menjadi penulis buku.