Kahminasional.com, Jakarta – Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Jawa Barat (MW KAHMI Jabar) siap bersinergi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah provinsi (pemprov), menggunakan pendekatan pentahelix dalam mewujudkan kemandirian pangan.
Demikian disampaikan Presidium KAHMI Jabar, Asad, dalam webinar “Model Kolaborasi Pentahelix untuk Optimalisasi dan Akselerasi Pembangunan Daerah” pada Rabu (9/3).
“Mungkin ini nanti yang kita akan kolaborasikan dengan Pak Gubernur, bagaimana sumber daya alam di Jabar kita dorong pemberdayaannya dengan pentahelix,” ujarnya.
“Dengan jumlah penduduk sampai 50 juta,” saya kira, “ini juga sesuatu yang luar biasa. Produk-produk ini akan diserap oleh masyarakat kita.”
KAHMI Jabar pun bakal menggandeng Majelis Nasional (MN) KAHMI dalam membentuk skema kerja sama guna merealisasikannya.
“Ketika ketemu modelnya, maka nanti bisa dikloning di berbagai daerah dengan tipikal yang sama,” jelasnya.
Asad juga berharap, Dekan FIA Brawijaya, Andy Fefta Wijaya, turut berperan sebagai konsultannya dalam merealisasikan wacana tersebut. Lalu, melibatkan komunitas global.
“Saya tidak ingin hanya [melibatkan komunitas] di wilayah kita. Jika perlu kita berkolaborasi dengan masyarakat di negara maju sehingga kita bisa ekspor,” jelasnya.
Kemandirian pangan menjadi visi yang ingin diwujudkan KAHMI Jabar karena dinilai memiliki multiplier effect. Sayangnya, selama ini hanya dinikmati segelintir pihak sajak.
“Kenapa kemandirian pangan penting? Ini juga untuk kemandirian ekonomi, untuk fondasi pembangunan di berbagai aspek,” katanya. Alasan lainnya, mayoritas masyarakat bekerja di sektor agraria, baik sebagai petani maupun peternak.
“Ke depan, saya kira, di antara masyarakat harus ada kolaborasi pentahelix sehingga masyarakat nanti bercocok tanam, berbudi daya di-guide para ahli. Kemudian, hasilnya dikelola oleh BUMDes, kemudian diolah, di-packaging, didistribusi para komunitas kita hargai,” tuturnya.
“Selama ini, [sektor pertanian] diambil kapitalis, tengkulak, [sehingga] menjadi tidak sehat, sehingga uang tidak berputar secara proporsional. Inilah tugas kita,” tandas Asad.
Webinar ini terselenggara berkat kolaborasi Lembaga Kajian Strategis (LKS) MN KAHMI-KAHMI Jabar.
Dialog daring mengundang Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, untuk menyampaikan paparan kunci (keynote speech) tentang praktik kolaborasi pentahelix dalam pembangunan di “Bumi Pasundan”.
Selain itu, mengundang Asad, Andy Fefta Wijaya, dan Sutomo selaku praktisi yang juga pengusaha.