in ,

Gaduh Akun Twitter PBNU, Apa Hikmahnya?

Pengamat media sosial (medsos) dari Komunikonten, Hariqo Satria. Dokumentasi Pribadi
Pengamat media sosial (medsos) dari Komunikonten, Hariqo Satria. Dokumentasi Pribadi

Kahminasional.com, Jakarta – Pengamat media sosial (medsos) dari Komunikonten, Hariqo Satria, menyatakan, kicuan-kicauan yang menuai polemik oleh akun Twitter @nahdlatululama bukan hal baru.

@nahdlatululama adalah akun resmi Twitter milik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ia menuai polemik bahkan diultimatum pengurus anyar lantaran cuitan-cuitannya membuat gaduh.

Menurut Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), pengelola @nahdlatululama belum menyerahkan akun tersebut kepada pengurus anyar di bawah kepimpinan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

“Saya sebut bukan hal baru karena di banyak organisasi juga terjadi,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (1/2).

“Ketika pergantian kepengurusan,” ungkapnya, “sering pengelola medsos yang lama dengan beragam pertimbangan enggan menyerahkan akun yang dikelolanya kepada pengurus baru.”

Baca Juga :  Dies Natalis ke-75 HMI, Zulhas: Konsisten Bina Kader Umat-Bangsa

Hal tersebut tak jarang membuat pengurus anyar memulainya dari nol atau membikin akun baru.

Oleh karena itu, Hariqo menyarankan empat hal. Pertama, adanya pedoman pengelolaan aset digital, seperti medsos, situs web, aplikasi, dan sebagainya, dan disahkan di dalam forum tertinggi organisasi.

“Kedua, agendakan laporan pengelolaan aset digital di forum tertinggi tersebut,” tambah Ketua Lembaga Media Digital Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (LMD MN KAHMI) ini.

Ketiga, ada agenda serah terima pengelolaan aset digital saat pelantikan pengurus. Terakhir, ada komunikasi langsung dengan pihak medsos yang ada di Indonesia.

“Sehingga ketika akun tidak diserahkan juga, maka pengurus baru dapat menunjukkan SK (surat keputusan) kepada pihak medsos,” tutup Hariqo.

Baca Juga :  Koorpres KAHMI: Harry Azhar Paripurna sebagai Insan Akademis, Pencipta, dan Pengabdi

Sumber :

Fatah S

Berkarier di industri media sejak 2010 dan menjadi penulis buku.