in

“Pohon Kamboja”

Oleh: Syamsul Qomar*

Ketika di pemakaman kemaren, saya merasakan keikhlasan dan ketabahan Bang Ochen, panggilan akrab Moksen Idris Sirfefa⁩ (kini Ketua Bidang Keagamaan MN KAHMI), dan kedua anaknya Tita dan Javi.

Kedua anak hebat, yang satu sarjana Hubungan Internasional Universitas Indonesia (HI UI), dan satunya calon dokter UI. Mereka berdua, hasil tempaan dua budaya yang jadi satu: Sunda dan Papua. Budaya dan bahasa ibunya tentu lebih dominan mewarnai keduanya tapi tidak menghilangkan Papua-nya (wajah dan dialeknya). Ibunya tentu merasa yakin keduanya akan menjadi orang hebat. Apalagi mereka sudah menjadi kader HMI
.
Ketiga orang itu dengan tenang melakukan prosesi pemakaman orang yang dicintainya. Tita sempat berucap, “Mama tidak akan kepanasan, karena diteduhi oleh pohon kamboja”. Pohon yang persis tumbuh di atas makam bundanya
.
Di tengah hari itu, pohon kamboja serasa memberikan keteduhan diatas undukan tanah yang menutupi sempurna makam almarhumah Uus, istri tercinta Ochen
.
Javi saya tepuk pundaknya, “Hebat calon dokter UI.” Dia berucap lirih, “iya om”. Tentu banyak hikmah di seputar kematian. Dalam sambutannya Bang Ochen bilang, “Kita semua sedang menunggu absensi, untuk berpulang menghadap Ilahi Rabbi”
.
Bang Ochen benar, kita semua tinggal nunggu, tidak tahu kapan, menjadi rahasia Ilahi. Semuanya harus kita syukuri, ketika kematian menjemput, kita bersyukur, karena itu akhir dari kemungkinan kita berbuat maksiat. Kita juga bersyukur kalau kita masih diberi hidup, karena itu berarti kita masih diberi kesempatan untuk berbuat baik. Beramal shaleh
.
Saya masih teringat pohon kamboja di pemakaman kemaren, yang kata Bang Ochen tempat yangg kita baru pertama kali ke tempat itu. Pemakaman keluarga besar UIN Syarif Hidayatullah, kompleks pemakaman yg berada di area kampus UIN di belakang perumahan masyarakat
.
Pengelola makam kayaknya sengaja menanam satu pohon kamboja di antara dua pusara. Pohon kamboja yang ditanam diantara pusara Teh Uus dan orang lain itu pas menaungi pusara Teh Uus
.
Waktu pemakaman sekitar jam 10.00 – 11.00 WIB. Daun- daun kamboja yang tidak terlalu lebat itu sempurna menaungi pusara Teh Uus dari kepala sampai kaki. Bang Ochen dan Tita sempat bergumam, orang yang dicintainya diteduhi pohon kamboja itu
.
Setelah selesai pemakaman para pelayat meninggalkan makam ditandai dengan hujan yang sangat deras, seakan mengiringi kepulangan Teh Uus menghadap Rabb-nya
.
Selamat jalan Teh Uus, Insya Allah khusnul khotimah dan mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT
.
.
Jakarta, 9 Juni 2022

Baca Juga :  Harry Azhar Azis, Keakraban Tanpa Sekat

*Syamsul Qomar, Fungsionaris PB HMI 97-99, dan Ketua Bidang MN KAHMI*
.
** _*Disunting sekedarnya oleh Dwiki Setiyawan*_

Sumber :