Bencana Alam Arsip - KAHMI Nasional https://www.kahminasional.com Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Tue, 30 Apr 2024 15:10:32 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.5.2 https://www.kahminasional.com/assets/img/2021/11/favicon-kahmi-nasional-48x48.png Bencana Alam Arsip - KAHMI Nasional https://www.kahminasional.com 32 32 202918519 Erupsi, masyarakat dilarang aktivitas di radius 6 km dari pusat kawah Gunung Ruang https://www.kahminasional.com/read/2024/04/30/9689/erupsi-masyarakat-dilarang-aktivitas-di-radius-6-km-dari-pusat-kawah-gunung-ruang/ Tue, 30 Apr 2024 15:10:32 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=9689 Jakarta, KAHMINasional.com – Gunung Api Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara (Sulut), meletus dan mengeluarkan kolom erupsi hingga 2.000 m daria tas puncak disertai gemuruh dan gempa yang dirasakan terus-menerus, Selasa (30/4) dini hari. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun menaikkan status Gunung Ruang menjadi level IV (Awas) per hari ini, […]

Artikel Erupsi, masyarakat dilarang aktivitas di radius 6 km dari pusat kawah Gunung Ruang pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Jakarta, KAHMINasional.com – Gunung Api Ruang di Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Sulawesi Utara (Sulut), meletus dan mengeluarkan kolom erupsi hingga 2.000 m daria tas puncak disertai gemuruh dan gempa yang dirasakan terus-menerus, Selasa (30/4) dini hari.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun menaikkan status Gunung Ruang menjadi level IV (Awas) per hari ini, pukul 01.30 Wita. Apalagi, berdasarkan hasil evaluasi pengamatan secara instrumental, jumlah kejadian gempa vulkanik dalam (VTA) dan dangkal (VTB) meningkat signifikan sejak Senin (29/4) dan disertai visual hembusan asap kawah.

Sepanjang 29 April, tercatat 15 kali gempa guguran, 237 kali VTB, 425 kali VTA, 15 kali gempa tektonik lokal, dan 6 kali gempa tektonik jauh. “Pada periode ini, terjadi kembali peningkatan kegempaan di Gunung Api Ruang, terutama pada jumlah gempa vulkanik dalam,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya.

Hingga kini, merujuk hasil pengamatan, masih terjadi proses peretakan batuan disertai migrasi magma dari reservoir magma dalam ke permukaan Gunung Ruang.

Muhari melanjutkan, suara gemuruh terdengar nyaring dari Pulang Tagulandang kala Gunung Ruang erupsi. Lontaran lava pijar dan material vulkanik pun membumbung ke angkasa sehingga langit berwarna merah menyala disertai petir menyambar.

“Hujan batu dan kerikil juga kembali terjadi, termasuk gempa yang dirasakan saat erupsi berlangsung. Hujan batu dan kerikil ini dilaporkan memiliki cakupan yang lebih luas jika dibanding dengan erupsi yang terjadi pada 17 April 2024,” bebernya.

“Posko tanggap darurat, yang didirikan di Desa Apengsala dengan radius 7 kilometer di luar kawasan rawan bencana (KRB), pun terdampak oleh hujan batu dan kerikil ini. Kondisi mereda pada pukul 07.55 Wita,” imbuhnya.

Sinyal telekomunikasi lemah sehingga koordinasi di lapangan sedikit terkendala. Jaringan listrik Pulau Tagulandang juga dipadamkan demi keamanan dan keselamatan.

Di sisi lain, masyarakat dan pengunjung atau wisatawan dilarang beraktivitas di wilayah dengan radius 6 km dari pusat kawah Gunung Ruang. Penduduk Pulau Tagulandang dan berada dalam radius 6 km pun diminta segera evakuasi ke tempat aman.

“Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami akibat material erupsi yang masuk kelaut/runtuhnya tubuh gunung api ke dalam laut,” sambungnya.

Masyarakat pun diimbau agar selalu menggunakan masker untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernafasan. Selain juga diharapkan tetap tenang, beraktivitas seperti biasa, tak terprovokasi isu-isu terkait erupsi Gunung Ruang, dan tetap mengikuti perkembangan aktivitasnya melalui sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

Artikel Erupsi, masyarakat dilarang aktivitas di radius 6 km dari pusat kawah Gunung Ruang pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
9689
Warga Garut dan sekitar mesti waspadai longsor dan banjir pascagempa https://www.kahminasional.com/read/2024/04/29/9666/warga-garut-dan-sekitar-mesti-waspadai-longsor-dan-banjir-pascagempa/ Mon, 29 Apr 2024 00:45:50 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=9666 Jakarta, KAHMINasional.com – Masyarakat Garut, Jawa Barat (Jabar), dan sekitarnya yang terdampak gempa berkekuatan magnitude 6,2 pada Sabtu (27/4) malam diminta mewaspadai potensi bencana lain, seperti longsor dan banjir. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyatakan, getaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng menjadi retak-retak atau rapuh. Kondisi tersebut berbahaya […]

Artikel Warga Garut dan sekitar mesti waspadai longsor dan banjir pascagempa pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Jakarta, KAHMINasional.com – Masyarakat Garut, Jawa Barat (Jabar), dan sekitarnya yang terdampak gempa berkekuatan magnitude 6,2 pada Sabtu (27/4) malam diminta mewaspadai potensi bencana lain, seperti longsor dan banjir.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyatakan, getaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng menjadi retak-retak atau rapuh. Kondisi tersebut berbahaya jika terjadi hujan karena air hujan yang meresap dikhawatirkan mendorong massa tanah dan/atau batuan menjadi longsor.

“Kepada masyarakat, kami mengimbau untuk tenang, namun tetap waspada apabila turun hujan, baik dengan intensitas sedang hingga lebat. Secara khusus, masyarakat yang bertempat tinggal di lereng-lereng bukit, perbukitan, gunung, ataupun pegunungan dan daerah aliran sungai karena berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang,” tuturnya dalam keterangannya, Minggu (28/4).

Masyarakat juga disarankan menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Apabila rumah mengalami kerusakan atau miring akibat gempa, dianjurkan tidak ditinggali sementara waktu.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal apakah cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” ujarnya.

Kepala Pusat Gempa Nasional, Daryono, menambahkan, gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang Garut dan sekitarnya itu adalah gempa utama.

Berdasarkan analisis BMKG, gempa tersebut jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas deformasi batuan dalam lempeng (intraslab earthquake) Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jabar.

“Gempa semalam adalah langsung gempa utama (mainshock). Kemudian, amblas dan energi habis atau lepas total. Tidak ada gempa pembuka dan miskin susulan. Hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan, adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 3,1,” bebernya.

Artikel Warga Garut dan sekitar mesti waspadai longsor dan banjir pascagempa pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
9666
Gempa M 6,2 di Garut rusak 110 rumah, 8 orang terluka https://www.kahminasional.com/read/2024/04/28/9657/gempa-m-62-di-garut-rusak-110-rumah-8-orang-terluka/ Sun, 28 Apr 2024 12:03:08 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=9657 Jakarta, KAHMINasional.com – Sebanyak 110 rumah rusak akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 yang berpusat di Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (27/4), pukul 23.29 WIB. Ini berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusadalops BNPB, Minggu (28/4). Gempa berpusat di laut dengan kedalaman 70 km pada titik parameter 8,42 LS dan 107,26 […]

Artikel Gempa M 6,2 di Garut rusak 110 rumah, 8 orang terluka pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Jakarta, KAHMINasional.com – Sebanyak 110 rumah rusak akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 yang berpusat di Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (27/4), pukul 23.29 WIB. Ini berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusadalops BNPB, Minggu (28/4).

Gempa berpusat di laut dengan kedalaman 70 km pada titik parameter 8,42 LS dan 107,26 BT dan tak berpotensi tsunami. Ini termasuk jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas deformasi batuan dalam lempeng (intraslab earthquake) Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jabar.

“Hingga hari ini, pukul 14.00 WIB, total rumah yang terdampak mencapai 110 unit,” ucap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangannya.

Berdasarkan tingkat kerusakannya, sebanyak 3 rumah rusak berat, 21 rumah rusak sedang, 34 rumah rusak ringan (RR), 11 rumah terdampak, dan 41 rumah rusak.

Kerusakan paling banyak terjadi di Garut dengan 41 rumah, disusul Kabupaten Bandung 24 rumah, Kabupaten Sukabumi 17 unit rumah, Kabupaten Tasikmalaya 7 rumah, dan Kota Tasikmalaya 5 rumah.

“Bencana geologi ini juga mengakibatkan kerusakan pada bangunan fasilitas public, seperti tempat ibadah, sekolah, dan sarana kesehatan,” jelas Muhari.

Selain itu, gempa juga mengakibatkan 8 orang terluka dan 75 kepala keluarga (KK) terdampak. Jumlah ini bertambah signifikan dibandingkan data yang dihimpun sebelumnya, berjumlah 27 KK.

Di sisi lain, BNPB mengimbau masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Pun memeriksa dan memastikan kondisi bangunan tempat tinggalnya tahan gempa dan tidak ada terpengaruh kestabilannya.

 

Artikel Gempa M 6,2 di Garut rusak 110 rumah, 8 orang terluka pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
9657
MN FORHATI-KAHMI Cianjur Salurkan Bantuan kepada Korban Gempa https://www.kahminasional.com/read/2022/12/02/9147/mn-forhati-kahmi-cianjur-salurkan-bantuan-kepada-korban-gempa/ Fri, 02 Dec 2022 06:08:54 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=9147 KAHMINasional.com, Cianjur – Majelis Nasional Forum Alumni Korp HMI-Wati (FORHATI) menyerahkan bantuan kepada korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar). Bantuan disalurkan kepada para pengungsi di Kampung Mangunkerta RT 03/RW 03, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, pada Kamis (1/12). Koordinator Presidium FORHATI terpilih, Cut Emma Mutia Ratna Dewi, menyampaikan dukacita atas gempa M5,6 di Cianjur, […]

Artikel MN FORHATI-KAHMI Cianjur Salurkan Bantuan kepada Korban Gempa pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
KAHMINasional.com, Cianjur – Majelis Nasional Forum Alumni Korp HMI-Wati (FORHATI) menyerahkan bantuan kepada korban gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar).

Bantuan disalurkan kepada para pengungsi di Kampung Mangunkerta RT 03/RW 03, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, pada Kamis (1/12).

Koordinator Presidium FORHATI terpilih, Cut Emma Mutia Ratna Dewi, menyampaikan dukacita atas gempa M5,6 di Cianjur, 21 November lalu.

“Kami turut berbelasungkawa untuk keluarga korban bencana, semoga diberikan ketabahan dan kesabaran dan Cianjur segera pulih,” ucapnya dalam keterangannya.

Dirinya berharap kehadiran FORHATI menguatkan para korban di pengungsian. “Kami juga memberikan bantuan untuk dapur umum dan program trauma healing bagi anak-anak.”

Kegiatan ini terselanggara berkat kerja sama dengan Majelis Daerah Korps Alumni HMI (MD KAHMI) dan FORHATI Cianjur.

Koordinator Presidium (Koorpres) KAHMI Cianjur, Firman Mulyadi, menambahkan, pihaknya telah menyalurkan bantuan hari pertama gempa terjadi.

“Sudah menyalurkan bantuan lebih dari 20 titik pengungsian, yang terdiri dari keluarga besar HMI, baik kader dan alumni yang terdampak secara langsung atas terjadinya bencana ini,” tuturnya.

Kegiatan turut dihadiri Koorpres FORHATI demisioner, Hanifah Husein; Presidium FORHATI terpilih, Anita Aryani dan Jamilah Abdul Gani; Koorpres FORHATI Cianjur, Euis Latifah; serta pengurus dan kader HMI Cabang Cianjur.

Artikel MN FORHATI-KAHMI Cianjur Salurkan Bantuan kepada Korban Gempa pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
9147
Sapa Indonesia ‘tuk Peduli dan Siaga Bencana https://www.kahminasional.com/read/2022/04/19/8482/sapa-indonesia-tuk-peduli-dan-siaga-bencana/ Mon, 18 Apr 2022 20:43:56 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8482 Oleh Lukman Azis Kurniawan, Alumnus HMI Cabang Ciputat dan FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta serta Direktur Indonesia Care Pusat Masalah bencana tidak pernah bisa dihilangkan dari bumi Nusantara. Negara kepulauan dengan berbagai keindahan alamnya serta keramahan penduduknya ternyata menyimpan sejuta misteri bencana. Setiap daerah Indonesia memiliki potensi bencananya sendiri-sendiri, mulai dari gempa bumi, tsunami, erupsi gunung […]

Artikel Sapa Indonesia ‘tuk Peduli dan Siaga Bencana pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Oleh Lukman Azis Kurniawan, Alumnus HMI Cabang Ciputat dan FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta serta Direktur Indonesia Care Pusat

Masalah bencana tidak pernah bisa dihilangkan dari bumi Nusantara. Negara kepulauan dengan berbagai keindahan alamnya serta keramahan penduduknya ternyata menyimpan sejuta misteri bencana. Setiap daerah Indonesia memiliki potensi bencananya sendiri-sendiri, mulai dari gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, longsor, banjir, likuefaksi, kebakaran, dan lain-lain.

Kerentanan tersebut disebabkan berbagai faktor, di antaranya Indonesia berada di kawasan ring of fire atau cincin api–dengan ratusan gunung berapi aktif ada di Indonesia, termasuk gunung berapi purba yang konon berhasil memusnahkan sebagian besar makhluk di muka bumi. Selain itu, Indonesia dikelilingi laut dalam di dua samudra ganas dunia, yaitu Samudra Atlantik dan Samudra Indonesia. Salah satunya yang terjadi di Sulawesi Tengah. Ribuan korban masih trauma dan belum memiliki tempat tinggal yang jelas sejak peristiwa bencana dahsyat melanda Palu, Sigi, dan Donggala (Pasigala) Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018 silam.

Untuk me-reminder bencana di Sulawesi Tengah, khususnya dan bencana-bencana lain di Tanah Air, panitia Munas KAHMI menggelar Road to Munas dengan sejumlah kegiatan. Salah satu saksi bencana Palu 2018, yang saat itu bergiat di lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Nurmarjani Loulembah. Masih terngiang dalam memorinya, tangisan bahkan teriakan mengharap pertolongan orang. “Kejadian pada momentum bencana waktu itu sulit dilupakan,” kata ibu yang pernah menjadi Kepala Cabang ACT Palu ini.

Perempuan yang kerap disapa Nani ini, setelah tidak lagi bekerja di ACT, diamanahi Indonesia Care Cabang Palu. Di bawah bendera Indonesia Care, Nani menjelaskan kepada masyarakat, pihaknya ingin berkontribusi untuk Palu sebagai tuan rumah Munas KAHMI, untuk mengedukasi seluruh lapisan masyarakat, khususnya Palu, untuk “sadar bencana”.

Hal itu dilakukan dengan beberapa program yang diimplementasikan dalam bentuk kegiatan. “Antara lain, pertama, lomba karya jurnalistik; kedua, napak tilas Pasigala 2809; ketiga, pameran dan lelang foto kemanusiaan/kebencanaan; keempat, produksi film pendek edukasi kemanusiaan/kebencanaan, produksi iklan layanan masyarakat; kelima, pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi kalangan pelajar dan mahasiswa,” kata Nani.

Untuk merangsang kreativitas masyarakat, Panitia Daerah KAHMI tidak akan sendirian memikirkan itu. Tim Kreatif I’Care (Indonesia Care) juga berpikir. Pihaknya melibatkan pihak ketiga untuk mengapresiasi awak media. Untuk itu, ada daya tarik pihak sponsor bisa berpartisipasi di dalamnya. Magnitude akan hadirnya sejumlah tokoh nasional niscaya menjadikan Munas KAHMI layak menjadi pusat perhatian sponsor. Sejumlah pihak akan menjadikan Munas KAHMI sebagai center of gravity sehingga momentum ini layak sebagai ajang promosi berbagai produk sekaligus bencana itu sendiri sebagai sebuah potensi momentum edukasi khalayak untuk sadar bencana. Sulawesi Tengah harus memiliki “mata bencana”, masyarakat tangguh bencana.

Artikel Sapa Indonesia ‘tuk Peduli dan Siaga Bencana pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8482
Masjid sebagai Pusat Recovery Palu (dan Sekitarnya) https://www.kahminasional.com/read/2022/04/15/8462/masjid-sebagai-pusat-recovery-palu-dan-sekitarnya/ Thu, 14 Apr 2022 19:03:51 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8462 Oleh Aslamudin Lasawedi, Alumnus HMI Cabang Palu dan Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako Tidak sebentar memulihkan ekses gempa Palu–plus likuefaksi dan tsunami. Padahal, terjadinya sudah cukup lama, 28 September 2018. Hingga kini, jejak terpaan bencana itu masih ada. Dari berbagai kehilangan, yang pasti warga Palu dan sekitarnya kehilangan sumber penghasilan. Karena kondisinya, meskipun bukan pemalas, sebagian […]

Artikel Masjid sebagai Pusat Recovery Palu (dan Sekitarnya) pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Oleh Aslamudin Lasawedi, Alumnus HMI Cabang Palu dan Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako

Tidak sebentar memulihkan ekses gempa Palu–plus likuefaksi dan tsunami. Padahal, terjadinya sudah cukup lama, 28 September 2018. Hingga kini, jejak terpaan bencana itu masih ada. Dari berbagai kehilangan, yang pasti warga Palu dan sekitarnya kehilangan sumber penghasilan. Karena kondisinya, meskipun bukan pemalas, sebagian penyintas yang kehilangan sumber penghasilan masih menggantungkan uluran tangan kita yang mampu. Di sejumlah alternatif penciptaan lapangan kerja, masjid menjadi salah satu sasaran untuk mengaktivasi ikhtiar penciptaan lapangan kerja.

Mengapa masjid? Apa urgensi masjid sehingga dipilih menjadi sasaran aktivasi? Akan melakukan apa di masjid? Kita buka lembaran sejarah masjid di Indonesia dan masjid di zaman Nabi. Masjid pada masa lalu–kalau kita berkilas balik–Masjid Raya Aceh (Aceh), Masjid Raya Demak (Jawa Tengah), atau di tanah Melayu seperti Masjid Agung Deli (Sumatera Utara) menunjukkan peran keumatan yang cukup beragam. Pada masa Nabi pun masjid menjadi sentra berbagai aktivitas. Mulai belajar Islam, latihan bela diri, sampai bisnis–meskipun praktiknya untuk area berdagang tersedia khusus yang dibedakan dari area beribadah. Masjid-masjid pada masa kekhilafahan Turki Usmani malah memiliki area bisnis di lahan masjid. Bahkan, Grand Bazaar disebut pembelanja mania sebagai Tanah Abang-nya Turki (diinisiasi Sultan Mehmed II mulai 1455, telah berusia 500 tahun dan masih dimanfaatkan hingga kini).

Grand Bazaar di Istanbul, Turki. Foto Youramazing.com
Grand Bazaar di Istanbul, Turki. Foto Youramazing.com

Berangkat dari Wakaf
Perlu kesungguhan dalam mengembangkan usaha rakyat semacam Grand Bazaar ini. Selain mengisinya dengan produk pilihan yang representatif, juga representatif tempatnya: eye catching bagi calon pembelanja, jemaah maupun nonjemaah.

Memang belum lama ini, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Wilayah Sulteng mengiisiasi DMIMart sebagai bentuk perhatian untuk masjid. KAHMI pun hadir dengan ber-Musyawarah Nasional (Munas) di Palu pada November mendatang. KAHMI–sebagai organisasi dengan tidak kurang 13 juta anggota dari alumnus berbagai perguruan tinggi–jika berkaca pascasejarah masjid Nusantara zaman masih berdirinya kerajaan, Masjid Turki, bahkan masjid zaman Rasulullah, sangat mungkin menginisiasi gerakan wakaf yang bekerja sama dengan pihak perbankan nasional, misalnya Bank Muamalat atau Bank Syariah Indonesia (BSI).

Gerakan wakaf ini kalau sudah terhimpun, untuk apa? Dana umat ini bisa diinvestasikan ke usaha-usaha produktif, mulai yang skala kaki lima hingga menengah ke atas di Majelis KAHMI di setiap kabupaten/kota/provinsi se-Indonesia.

Dana investasi itu bisa diwujudkan “KAHMI Dinar”, digalang via platform digital atau bekerja sama dengan usaha emas pecahan kecil dari 0,050 hingga 1 gram. Mereka hanya kita minta mengubah logo saja menjadi “KAHMI Gold”, target pasarnya disebut captive market kader HMI se-Indonesia. UMKM yang digagas itu uangnya dari infak, sedekah, wakaf dari anggota KAHMI. Ini menjadi wujud amal usaha KAHMI untuk pemberdayaan umat. Sederhananya, model kerjanya seperti yang dikerjakan Dompet Dhuafa, cuma ini lebih spesifik atau lebih khusus ke pemberdayaan ekonomi umat. Jangan lupa, dalam konteks UMKM. Konteksnya UMKM. Lewat platform yang sama, kita pengurus KAHMI membuka akses untuk merintis usaha pariwisata syariah dan kesehatan syariah.

Pariwisata Syariah dan Rumah Sakit Syariah
Kita bisa juga bicara parawisata syariah dan kesehatan syariah, seperti klinik syariah atau rumah sakit syariah. Kenapa? Lantaran Palu merupakan juga pusat aktivitas Alkhairaat di Indonesia Timur. Saya melihat peluang pengembangan pariwisata syariah dan rumah sakit syariah. Keduanya menstimulus sejumlah usaha terkait lainnya. Pariwisata membuka ruang usaha pendukung, dari kuliner, merchandise berupa aneka cendera mata khas Palu.

Yang cukup kompleks, bersinergi dengan Alkhairaat, yang berpusat di Palu. Rumah sakit-rumah sakit Sulteng secara gradual, secara sistemik menjadi rumah sakit syariah. Modernitas kian memudahkan, transaksi bisa dilakukan dengan platform digital yang diinisiasi KAHMI. Rumah sakit menjadi entitas yang terkoneksi dengan ekosistem syariah. Unit-unit aktivitas supporting lainnya mengikuti, apotek, alkes, laboratorium, asuransi kesehatan syariah.

KAHMI Gold bersinergi dengan perbankan bisa meng-custome dengan simbol khusus dan berbobot handling friendly sebagai alat pembayaran transaksi, yang akan berputar cepat dan segera menjadi kebiasaan para anggota KAHMI untuk mereka gunakan sendiri atau diwakafkan. Wakaf logam mulia menjadi amal usaha KAHMI untuk umat. Dari Palu untuk Indonesia. Yakin usaha sampai!

Artikel Masjid sebagai Pusat Recovery Palu (dan Sekitarnya) pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8462
Menghangatkan Pramunas KAHMI https://www.kahminasional.com/read/2022/04/06/8309/menghangatkan-pramunas-kahmi/ Wed, 06 Apr 2022 13:02:23 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8309 Oleh Iqbal Setyarso, Alumnus HMI Cabang Palu dan FISIP Universitas Tadulako, Pembina Indonesia Care Jakarta Sulawesi Tengah menjadi tempat Munas XI KAHMI. Insyaallah pada November 2022 mendatang. Panitia daerah (Tiara, sebutan untuk penyelenggara Munas di Palu) tentu tengah berjibaku menyukseskannya. Dalam sebuah kesempatan Zoom Meeting lintas daerah, sejumlah alumni ber-Zoom Meeting ria. Setidaknya pertemuan melibatkan […]

Artikel Menghangatkan Pramunas KAHMI pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Oleh Iqbal Setyarso, Alumnus HMI Cabang Palu dan FISIP Universitas Tadulako, Pembina Indonesia Care Jakarta

Sulawesi Tengah menjadi tempat Munas XI KAHMI. Insyaallah pada November 2022 mendatang. Panitia daerah (Tiara, sebutan untuk penyelenggara Munas di Palu) tentu tengah berjibaku menyukseskannya. Dalam sebuah kesempatan Zoom Meeting lintas daerah, sejumlah alumni ber-Zoom Meeting ria. Setidaknya pertemuan melibatkan alumni yang berada di Palu dan sekitarnya, Jakarta dan sekitarnya, Banyuwangi dan sekitarnya. Saya tertarik menukil sebagian perbincangan pertemuan luring itu, terutama membincang “menghangatkan” Musyawarah Nasional XI KAHMI.

Direktur Indonesia Care (I-Care) juga alumnus HMI yang pernah bekerja di sebuah lembaga kemanusiaan, Lukman Azis, berbagi pandangannya terkait gagasan how to menghangatkan munas. Salah satu stressing point yang disampaikannya berkenaan dengan pengalamannya sebagai jurnalis dan keterlibatannya di lembaga kemanusiaan sebelumnya juga di Indonesia Care. “Menurut saya, kita perlu memapar audiens dengan tayangan-tayangan pendek untuk mengingatkan Indonesia, Palu, juga sejumlah daerah lainnya pernah dipapar bencana. Di sini audience ‘dicuri’ perhatiannya,” kata Lukman Azis.

Rangkaian Event Penghangat
Salah satu peserta Zoom Meeting yang juga Sekretaris Panitia Daerah, Ruslan Sangadji, berkomentar, “Saya baru memahami Indonesia Care. Dari paparan singkat Direkturnya, tergambar siapa dan bagaimana Indonesia Care itu.” Jadi, siapa Indonesia Care dan bagaimana Indonesia Care? Apa maunya dalam Munas KAHMI? Dari penjelasannya, Lukman Azis, mengatakan, I’Care–sebutan singkat Indonesia Care–menempatkan diri meneguhkan gagasan munas yang humanity heavy, cenderung pada kemanusiaan–satu dari tiga isu yang akan digeber dalam Munas KAHMI. Dua isu yang lain, menepis citra Poso sebagai daerah konflik dan sarang teroris serta pengembangan UMKM yang sumber daya alam yang sustainable. Dua isu ini juga berkorelasi dengan humanity.

Mem-breakdown gagasan menghangatkan Pramunas KAHMI. Pertama, penayangan video kemanusiaan dengan berbagai angle. Tujuannya, publik segera tersentuh dan memahami untuk apa Munas KAHMI di Palu. Kedua, lomba penulisan jurnalistik kemanusiaan. Ini menuliskan kilas balik (berbagai) bencana dengan maksud masyarakat nasional yang diwakili peserta Munas KAHMI dari berbagai daerah bisa berempati pada penyintas sekaligus memiliki kesiagaan bencana. Lukman menyitir istilah yang pernah muncul di tengah publik, pada akronim “mata bencana” atau masyarakat tanggap bencana. Dengan karya jurnalistik, jurnalis relatif lebih lugas mentransformasikan kesadaran kesiapsiagaan bencana. Media massa adalah medium edukasi yang relatif jernih menyampaikan pesan-pesan kesadaran akan kebencanaan.

Ketiga, memasang videotron yang menayangkan secara berkesinambungan dengan menjadikan Kota Palu “episentrum Munas XI KAHMI” di daerah-daerah sekitarnya. Masih dalam genus jurnalistik, keempat, pameran foto kebencanaan berbagai daerah. Tentu sudah melalui proses kurasi agar sudah “bersih” dari visualisasi yang tidak memenuhi standar kemanusiaan. Kurang lebih itu yang digagas sebagai ikhtiar menghangatkan munas.

Masih Menghangatkan Munas KAHMI
Mempertajam upaya menghangatkan Munas KAHMI di ranah intelektual juga digelar lomba penulisan karya ilmiah membedah bencana dalam berbagai perspektif. Kriteria “karya ilmiah” tentu saja memiliki standar baku penulisan ilmiah. Sejumlah “klaster” bencana bisa dipilih berdasarkan lokasi bencana atau bisa juga berdasarkan tema khusus yang sengaja dipilih sebagai pembelajaran untuk khalayak. Misalnya, aspek teknis mitigasinya (ada beragam soal dalam mitigasi) dan aspek recovery pascabencana (termasuk pemberdayaan, pemulihan ketahanan keluarga, pemulihan ekonomi masyarakat, dan sebagainya).

Maka, memilih Palu dengan jejak kuat kebencanaan tak menjadi asal pilih. Ada makna yang dalam, luas, bahkan tinggi menjulang. Makna yang dalam untuk digali dan dieksplorasi, makna yang luas untuk dijelajah, dan cita-cita yang tinggi untuk dicapai. Semua itu dimungkinkan karena demikian kaya sumber daya kader-kader HMI. Juga HMI sebagai entitas bangsa memiliki empati dan kepedulian sebagai anak-bangsa yang lahir di negara aman damai dan gemah ripah loh jinawi, Indonesia. Palu menjadi meltingpot Indonesia, di mana berbagai suku bangsa ada di dalamnya.

Pesan kuat Munas KAHMI dengan realitas kebencanaan yang menjadi isu pentingnya itu membuat perbincangan pragmatis perpolitikan (suksesi kepemimpinan) dihadapkan pada makna yang lebih luas dan agung: kemanusiaan.

Artikel Menghangatkan Pramunas KAHMI pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8309
Pemberdayaan di Kawasan Bekas Bencana https://www.kahminasional.com/read/2022/04/03/8221/pemberdayaan-di-kawasan-bekas-bencana/ Sun, 03 Apr 2022 12:21:19 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8221 Oleh Iqbal Setyarso, alumnus HMI Cabang Palu dan FISIP Untad Palu, Pembina Indonesia Care Bencana menjadi kata kuncinya. Karena bencana, Palu terpilih sebagai tempat Munas XI KAHMI. Dengan semangat itu, Munas XI KAHMI menginisiasi gerakan KAHMI Peduli Kemanusiaan. Termasuk masjid-masjid yang pernah dilanda tripel bencana: gempa bumi, likuefaksi, tsunami. Menurut catatan harian Republika, ada 191 […]

Artikel Pemberdayaan di Kawasan Bekas Bencana pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Oleh Iqbal Setyarso, alumnus HMI Cabang Palu dan FISIP Untad Palu, Pembina Indonesia Care

Bencana menjadi kata kuncinya. Karena bencana, Palu terpilih sebagai tempat Munas XI KAHMI. Dengan semangat itu, Munas XI KAHMI menginisiasi gerakan KAHMI Peduli Kemanusiaan. Termasuk masjid-masjid yang pernah dilanda tripel bencana: gempa bumi, likuefaksi, tsunami. Menurut catatan harian Republika, ada 191 masjid yang rusak di Sulteng. HM Jusuf Kalla, saat itu masih Wakil Presiden sekaligus Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), memberi arahan, “Fokus DMI membangun kembali masjid. Perbaikan tempat ibadah bagi masyarakat Indonesia itu urusan vital.”

Memberdayakan mantan penyintas bencana Palu-Sigi-Donggala (Pasigala)? Pertanyaan pertama yang terlintas saat membicarakan itu: who (siapa yang akan kelakukannya)? Jemaahkah atau pengurus masjid? Menurut saya, perlu diseleksi masjid mana yang akan dilibatkan menjadi sasaran program. Misalnya, kita secara sengaja memilih “percontohan” dahulu sekaligus menjadikannya “destinasi empowering tourism (wisata pemberdayaan)” yang akan diikutkan public expo pada Munas KAHMI.

Pemilihan area masjid–dan sekitarnya–penting karena dalam plot perencanaan harus memungkinkan lokasi kawasan sekitar masjid yang punya lahan luas untuk dijadikan tempat aktivitas produksi dan menyimpan. Dua fungsi lahan yang luas ini: (1) menjadi tempat menyimpan hasil produksi (gudang) atau storage function dan (2) tempat menjual hasil produksi (marketing function).

Pemberdayaan Bukan Bahan Perbincangan
Pemberdayaan, kerja simultan berpikir, berikhtiar, berkolaborasi lintas pihak. Pemberdayaan tak cukup diobrolkan. Jelas memerlukan tahapan proses, antara lain edukasi (wawasan dan transformasi teknis (knowledge), seperti quality control, penataan gerai, dan kalau perlu branding) dan manajemen (termasuk keuangan [disiplin menyimpan dan mengelola uang], membuka akses permodalan dan pasar).

Pelaksanaan pemberdayaan hal yang tidak simpel. Perlu waktu dan kesabaran dalam mendampingi, membuka akses, mengedukasi pengetahuan teknis, dan keterampilan manajerial. Jelas kata pemberdayaan bukanlah aktivitas ala kadarnya, apalagi abal-abal atau kata anak sekarang, “kaleng-kaleng”. Untuk aktivitas sekadar seremonial, mungkin bisa instan dan berdurasi pendek. Tetapi, sebagai sebuah gerakan (serius), jelas “pemberdayaan” itu sesuatu yang “mewah”. Karena dimensi “mewah” inilah tidak banyak lembaga yang menekuni aktivitas pemberdayaan.

Mengajukan program pemberdayaan harus diikuti kesadaran bahwa ada sejumlah proses yang harus dilalui. Berbeda dengan kegiatan seremonial dan instan. Untuk forum seserius Munas KAHMI, rasanya bukan kelasnya untuk unjuk seremoni. Terlalu receh menjadikan pemberdayaan aktivitas untuk kawasan bekas bencana. Munas KAHMI menuntut konsekuensi keseriusan kalau sejak awal punya komitmen yang termaktub dalam rangkaian tiga tema besar Munas KAHMI: (1) humanity–melalui KAHMI Peduli Kemanusiaan–membantu para penyintas bencana yang masih belum cukup terpenuhi kebutuhannya, terutama hunian; (2) mengenyahkan stigma [Poso] daerah konflik dan sarang teroris; dan (3) pengembangan UMKM dan sumber daya alam yang sustainable.

Pada tema terakhir inilah ikhtiar pemberdayaan menjadi hub: kepedulian kemanusiaan membetot jiwa kemanusiaan di kawasan ini dan pengembangan UMKM menjadi cara strategis yang elegan, bukan kucuran langsung (memberi kail), tetapi mendorong aktivitas produktif. Langkah ini memanusiakan penyintas sebagai bukan “tangan di bawah”, tetapi memiliki muruah.

Vektor, meminjam istilah matematika, pemberdayaan ini: masjid. Semua gagasan diimplementasikan pada area bernama masjid. Menurut harian Republika, pada saat bencana, Oktober 2018 silam, sekurang-kurang ada 191 masjid di Sulteng rusak. Gempa bumi, likuefaksi, dan tsunami mengakibatkan tidak kurang dari 100 masjid–berbagai ukuran–rusak di kawasan Pasigala. Hal inilah yang menjadikan pengurus DMI sontak terjun ke Sulteng, terutama ke Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong (Republika, 26/10/2018).

Pada hari-hari awal, DMI memberi bantuan paket sound system (bantuan awal diserahkan 25 unit sound system). Disusul pembangunan masjid darurat dan musala berupa bantuan bahan baku untuk membangun masjid semipermanen di Sigi dan Donggala. Bicara tentang kepiluan, cukup sudah tangisan para penyintas itu setelah empat tahun berlalu. Meskipun demikian, jejak faktual bencana itu belum sirna. Terlebih, kehilangan jiwa (keluarga: kerabat, orang tua, anak, suami, atau istri), pencarian, rumah–juga sawah atau kebun. Itu yang tengah dipikirkan dengan kata “pemberdayaan”: itu aktivitas yang kompleks, memerlukan effort, skill, sumber daya, juga sumber dana. Melihat skala intervensi sosial yang perlu dilakukan atas Sulawesi Tengah, benar: kompleks meski bukan hal yang mustahil dilakukan.

Sekaliber Munas KAHMI dengan sumber daya manusia dan sumber daya finansial, “pemberdayaan” menjadi hal yang realistis. Kebersamaan berpikir dan melangkah membuat kemustahilan pada Munas KAHMI sirna. Yang menjadi pekerjaan pada level implementasi, how (bagaimana melakukannya)? Pertanyaan sederhana itu menyimpan sejumlah penjelasan: bagaimana memulainya, bagaimana memilih produk? Pertanyaan berikutnya, what (apa yang harus dijalankan)? Dihadapan para penyintas (berbasis masjid), ada “aturan main” para pihak (stakeholders), setidaknya dengan komposisi segitiga I’Care-DMI-KAHMI.

Seperti apa aturan mainnya? Pertama, I’Care (Indonesia Care, lembaga kemanusiaan yang menginisiasi aktivitas memberdayakan masjid); kedua, DMI (dalam hal ini DMI Wilayah Sulteng, daerah yang mengalami bencana) dengan masjid sebagai vektor; dan ketiga, KAHMI sebagai institusi organisasi massa dengan sumber daya manusia dengan beragam kapasitas, profesi, akses, dan sejuta cita-cita untuk Indonesia.

Ketiga pihak ini merupakan pemilik program. Artinya, kebersamaan ketiganya menyeriusi ikhtiar mengenyahkan ketidakberdayaan, terutama ekonomi, masjid-masjid (baca: warga masyarakat di Sulteng). Pemberdayaan, mengikis problematika ketakberdayaan masjid (baca: umat). Dengan pemberdayaan, aneka produk UMKM terpasarkan–wujudnya sebagai komoditas–atau terbantu platform (arsitektur kerangka kerja perangkat keras [hardware] dan kombinasinya dengan perangkat lunak [software]).

Artikel Pemberdayaan di Kawasan Bekas Bencana pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8221
Ngeri, Tasikmalaya Berpotensi “Dilahap” Tsunami Setinggi 23 Meter https://www.kahminasional.com/read/2022/04/02/8200/ngeri-tasikmalaya-berpotensi-dilahap-tsunami-setinggi-23-meter/ Sat, 02 Apr 2022 16:15:28 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8200 Kahminasional.com, Tasikmalaya – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melakukan pemetaan soal wilayah yang terancam terkena gelombang tsunami. Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), menjadi salah satu wilayah yang terancam tsunami akibat gempa zona subduksi (megathrust) tersebut, khususnya di Pantai Cipatujah. Berdasarkan prediksi BMKG, gelombang tsunami di Pantai Cipatujah dapat mencapai ketinggian 23 meter. Tsunami dapat […]

Artikel Ngeri, Tasikmalaya Berpotensi “Dilahap” Tsunami Setinggi 23 Meter pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Kahminasional.com, Tasikmalaya – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melakukan pemetaan soal wilayah yang terancam terkena gelombang tsunami.

Tasikmalaya, Jawa Barat (Jabar), menjadi salah satu wilayah yang terancam tsunami akibat gempa zona subduksi (megathrust) tersebut, khususnya di Pantai Cipatujah.

Berdasarkan prediksi BMKG, gelombang tsunami di Pantai Cipatujah dapat mencapai ketinggian 23 meter. Tsunami dapat tiba ke daratan sekitar 15 menit.

Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Kabupaten Tasikmalaya pun meminta pemerintah daerah segera melengkapi berbagai fasilitas dalam merespons potensi ancaman itu.

“Makanya, harus menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya,” kata Koordinator Presidium MD KAHMI Kabupaten Tasikmalaya, Demi Hamzah Rahadian, Jumat (1/4).

Selain itu, mengimbau masyarakat Tasik selatan (Tasela) tetap tenang dan tidak panik. KAHMI juga mengajak semua pihak melakukan mitigasi bencana, inventarisasi kapasitas, dan memonitor dokumen RPBD-RPBDes.

“Tren positif pengurangan risiko bencana ini tidak boleh kendor dan redup walau di masa pandemi,” tegas anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya itu.

KAHMI, tambah Demi, akan berkoordinasi terkait upaya pengurangan risiko tsunami yang diprediksi BMKG. “Insyaallah, dalam waktu dekat.”

Artikel Ngeri, Tasikmalaya Berpotensi “Dilahap” Tsunami Setinggi 23 Meter pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8200
“Menyelamatkan” Munas KAHMI https://www.kahminasional.com/read/2022/03/26/8094/menyelamatkan-munas-kahmi/ Sat, 26 Mar 2022 16:35:14 +0000 https://www.kahminasional.com/?p=8094 Oleh Iqbal Setyarso, alumnus HMI Cabang Palu dan alumnus FISIP Universitas Tadulako 1992, Pembina Indonesia Care Cukup seru kompetisi rebutan pengaruh berharap terpilih pada perhelatan Musyawarah Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Munas KAHMI). Dengan terpilihnya Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), menjadi tempat Munas KAHMI, mencuat pula “jenis kompetisi” yang lain, kompetisi antarpersonal, wabilkhusus kompetisi […]

Artikel “Menyelamatkan” Munas KAHMI pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
Oleh Iqbal Setyarso, alumnus HMI Cabang Palu dan alumnus FISIP Universitas Tadulako 1992, Pembina Indonesia Care

Cukup seru kompetisi rebutan pengaruh berharap terpilih pada perhelatan Musyawarah Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Munas KAHMI). Dengan terpilihnya Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), menjadi tempat Munas KAHMI, mencuat pula “jenis kompetisi” yang lain, kompetisi antarpersonal, wabilkhusus kompetisi yang bernuansa politik.

Terlebih ini Sulteng, yang tak hanya terpapar “badai bencana–alam maupun nonalam seperti–pandemi”, tetapi juga menjadi terimbas ekses “tahun politik” Indonesia.

Prolognya sudah didahului adu wacana pro dan kontra perpanjangan pemilihan umum (yang membawa konsekuensi perpanjangan masa jabatan sejumlah anggota DPR dan DPD RI, sejumlah gubernur, bupati, dan semua unsur pemerintahan di bawahnya).

Saat beredar kabar Majelis Nasional KAHMI telah menetapkan Munas XI KAHMI tahun 2022 bertempat di Kota Palu, itu menjadi momentum adu gagasan sekaligus pengaruh.

Penetapan ini menjadi agenda nasional pertama dalam masa pandemi, yang sudah memasuki tahun ketiga. Kota Palu terpilih setelah bersaing ketat dengan Manado karena kuatnya citra Palu sebagai kota yang mengalami tripel bencana: likuefaksi, gempa, dan tsunami.

“Munas itu direncanakan akan berlangsung 20-22 November 2022. Peristiwa nasional itu diperkirakan akan dihadiri lebih dari 5.000 peserta,” begitu kata Ketua Umum Majelis Wilayah (MW) KAHMI Sulteng, Andi Mulhanan Tombolotutu.

Melengkapi struktur kepanitiaan, pada Rakorwil Majelis Wilayah KAHMI Sulteng telah ditetapkan Mohammad Tavip Abdul Karim menjadi Ketua Panitia Munas, Ruslan T. Sangadji sebagai Sekretaris, dan Andi Kaimuddin sebagai Bendahara.

Bermula dari tulisan saya–yang saya kirim terbatas ke sejumlah alumni HMI Cabang Palu, mereka rata-rata merespons dengan balasan berupa stiker digital bergambar jempol atau menyampaikan apresiasinya. Hanya satu yang merespons dengan menunjukkan sikap kritis, warning kepada saya, jangan heran kalau sejumlah alumni (HMI) bersikap political heavy pada forum Munas XI ini.

Ungkapan bernada warning itu diawali penggambaran realitas beberapa tahun ini di Sulteng. Katanya, “Problem Sulteng itu soal disparitas antarkota/kabupaten yang sangat mencolok. Pertumbuhan ekonomi tinggi, tapi tak memberi efek peningkatan kesejahteraan warga Sulteng. Buktinya, angka kemiskinan di Sulteng masih di atas kemiskinan nasional. Terdapat tujuh kabupaten terkategori miskin ekstrem.”

Uraiannya berlanjut. Pertanyaan retoriknya, “Apakah isu begini akan terlihat seksi di panggung munas? Wallahu a’lam. Terlalu lokal. Di mana posisi anggota KAHMI atas masalah ini? Sepertinya tak banyak yang hirau.”

Statement itu menstimulus saya yang lantas browsing. Gusar atas pikiran itu, sahabat saya ini lalu meneruskan, “Anggota HMI maupun KAHMI terlalu kuat pada orientasi politik. Munas KAHMI ini juga nantinya hanya akan menjadi panggung buat pemburu kekuasaan.”

Bertolak dari prasangka itu, artikel ini saya tulis karena ada frasa pemburu kekuasaan. Bukan tanpa alasan kutipan itu sengaja saya kemukakan di sini. Sahabat saya ini mengatakan alasan sehingga berkata begitu.

“Waktu rakor beberapa pekan yang lalu, terlihat anggota KAHMI Sulteng parade bicara-bicara, masing-masing unjuk diri menampilkan kemampuan bernarasi walau miskin substansi.”

Kata-kata miskin substansi menjadi stressing point, bahwa di forum munas organisasi hebat sekaliber KAHMI rasanya tabu bicara hal yang tidak jelas juntrungannya alias ngelantur. Forum seakbar dan sekolosal Munas KAHMI seharusnya menjadi ajang adu gagasan sebagaimana menjadi karakter pertemuan dan dialog kaum intelektual, seperti galibnya ajang perhelatan kader-kader HMI (apalagi KAHMI).

Kesiapan Mental
Sejauh ini yang mencuat masih seputar angka-angka, kuantitatif. Soal jumlah peserta yang “diduga” akan mencapai ribuan orang (menurut sebuah situs, sampai 5.000-an orang). Banyaknya orang hanya menstimulasi aktivitas kuantitatif, seperti menyiapkan penginapan peserta, menu makanan peserta, uniform peserta, dan lain-lain.

Bagaimana “menu pikiran” peserta munas? Tema-tema cerdas apa untuk peserta munas, seperti opening speech sebagai welcome think (bukan welcome drink), wisata jejak bencana Palu (bisa disiapkan spokesperson yang paham tentang geologi Palu dan Sulteng: likuefaksi, gempa, dan tsunami Palu dan kawasan sekitarnya).

Para peserta munas dikondisikan memiliki kesiapan “sadar munas”, bahwa munas kali ini berlokasi di bekas titik bencana yang terbilang besar sehingga memiliki simpati dan empati, terutama atas kondisi para penyintas yang pernah mengalami bencana pada 28 September 2018 silam di Pasigala (Palu, Sigi, dan Donggala).

Secara mental, para peserta munas dibawa berpikir untuk “sadar bencana” sekaligus bersimpati dan berempati, terutama kepada para penyintas bencana–yang masih belum terlayani kebutuhan hunian, ekonomi, dan spiritualnya.

KAHMI memiliki alasan kemanusiaan untuk menghelat munas di Palu. Stimulan menyebut diri “KAHMI kemanusiaan” sangat kontekstual dan memiliki argumentasi logis. Jarak waktu 2018 ke 2022 sekaligus menunjukkan kerentanan yang patut menyeret para peserta munas memiliki kesadaran kontributif. Kontributif pada kelemahan struktural di Sulawesi Tengah–tanpa harus mencari kambing hitamnya. Karena itu, kita hadir di munas ini dengan segala kesiapannya. Jauh dari tendensi “liburan berpikir”, justru bersama-sama berpikir.

Munas di Sulteng bukan demi bersenang-senang. Ini perhelatan kemanusiaan! Para kader HMI yang menghadiri munas amat menyadari sejumlah peristiwa kemanusiaan yang terjadi di sejumlah kabupaten di Sulawesi Tengah telah menjadi prolog munas yang monumental ini.

Kembali pada judul tulisan ini, “Menyelamatkan Munas KAHMI”. Ini saya maknai sebagai menyelamatkan sumber daya Sulawesi Tengah, baik sumber daya alamnya, sumber daya aksesnya (saya menemukan platform logistik berbasis digital untuk memudahkan pengelolaan dan perencanaan yang membantu semua orang di Indonesia mengantarpulaukan dan menduniakan berbagai komoditas).

Dari platform itu saya juga bisa membaca mengenai sejumlah kekayaan alam Sulawesi Tengah dan komoditas daerah lainnya. Sulawesi Tengah saja wilayah sangat kaya sumber daya terbarukan maupun tak terbarukan. Ini yang harus menstimulasi sekian banyak intelektual yang menghadiri munas untuk memikirkannya. Adagium untuk itu, satu orang kader HMI bisa bikin training, tetapi ribuan kader alumni HMI bisa mengubah dunia.

Warning sahabat saya tentang munas ini tidak sama sekali keliru. Alumni HMI umumnya “terkenal” political heavy, gandrung berpolitik. Itu betul. Sudah bawaan orok kalau kader HMI political heavy.

Dari statement Presiden Jokowi saja pernah menyebutkan bahwa pada kabinetnya “banyak menterinya alumni HMI”. Kalau “pada umumnya” kader HMI gandrung berpolitik bukan sesuatu yang harus disesali sekaligus bukan sesuatu satu-satunya yang digandrungi. Munas hendak membuktikan sekian hal diikhtiarkan untuk diperlihatkan menjadi realitas bangsa Indonesia.

Artikel “Menyelamatkan” Munas KAHMI pertama kali tampil pada KAHMI Nasional.

]]>
8094